MAKASSAR, UJUNGJARI–Konsep ‘two states solution’ (solusi 2 negara) diyakini bisa mengakhiri konflik kekerasan antara Palestina dan Israel. Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla menyebutkan, proses perdamaian antara keduanya bisa direalisasikan apabila ada pihak yang bisa berhubungan baik dengan Palestina (terutama faksi Hamas) dan Israel.

“Itulah dalam proses untuk mendamaikan konflik Palestina-Israel, saya berhubungan baik dengan Pimpinan Hamas dan PM Israel Benjamin Netanyahu,” kata JK saat memberikan materi tentang Konflik Israel – Palestina kepada Perwira Siswa National War College, National Defence University – Washington DC USA, Kamis (17/4) malam waktu Jakarta

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam kuliah berbahasa Inggris tersebut, JK menyebutkan peluang untuk mendamaikan kedua belah pihak selalu terbuka. Saat ini ada 3 pihak yang bisa menghentikan perang yaitu Netanyahu, Presiden AS (Donald) Trump, dan Pimpinan Hamas (Muhammad Darwis). Adalah baik apabila ketiga orang (pihak) tersebut setuju untuk melakukan perdamaian. Apalagi sejumlah kalangan di Israel sudah meminta untuk menghentikan perang,” ujarnya.

Pada kuliah tersebut, JK menuturkan bagaimana dirinya sudah berupaya mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik untuk mengakhiri perang Palestina dan Israel. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, JK menyebutkan, selain banyak memakan korban di kalangan masyarakat Palestina, perang tersebut menghabiskan 50% dari budget anggaran Israel.

“Ini (anggaran militer) tentunya masalah bagi Israel. Sehingga harus dikatakan konflik menyebabkan masalah bagi setiap pihak apakah itu Hamas, Pemerintah Palestina, dan Israel,” paparnya.
JK sendiri mengaku sudah bertemu dengan PM Netanyahu dan pihak Hamas pada kesempatan berbeda untuk mengakhiri perang. Dirinya bahkan sempat menyatakan kepada Netanyahu bahwa Indonesia bakal mengakui Israel apabila konsep two states solution diakui. “Walaupun tentu bukan hal mudah untuk negosiasi dengan Netanyahu,” ujarnya.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) ini juga menyampaikan hal lain yang tidak kalah peliknya yaitu konflik internal antara faksi Hamas dan Fatah dalam masyarakat Palestina. Karena itu dirinya sangat mendorong kedua faksi tersebut untuk berunding mengakhiri perbedaan. “Sebab akan sulit mengakhiri perang dengan Israel tanpa adanya persatuan di kalangan Palestina,” tegasnya.

JK juga berharap AS seharusnya lebih berkontribusi untuk menawarkan solusi perdamaian dalam konflik Palestina-Israel. Apalagi negara-negara Arab tidak bisa diharapkan untuk membantu Palestina, karena mereka takut. “Perang ini harus segera diakhiri karena masalah bagi kemanusiaan. Kita sudah menyaksikan hampir setiap hari orang terbunuh dan kehilangan rumahnya,” pungkasnya. (*)