MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Gowa, Fathahuddin Lewa mengajak masyarakat khususnya anak muda Milenial berpartisipasi dalam pemilihan presiden dan calon anggota legislatif pada 17 April 2019 mendatang.
Partisipasi masyarakat menurut dia akan menentukan arah perjalanan bangsa. Sebab pemilih ikut berkontribusi menentukan siapa calon terbaik memimpin bangsa ini dan mewakili suaranya di parlemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu diungkapkan Fathahuddin Lewa, lantaran menguatnya isu golongan putih (Golput) yang mewarnai pemilu 2019.
Ia mengajak agar masyarakat menggunakan hak suaranya di Tempat Pemilihan Suara (TPS) masing-masing.
“Pemilu 2019 inikan adalah ruang bagi masyarakat untuk menyalurkan hak suaranya. Masa’ sudah diperjuangkan, agar setiap warga negara mendapatkan hak pilihnya, namun tidak digunakan. Pemilu adalah proses kita menentukan pemimpin terbaik, jadi jangan sia siakan dengan Golput,” kata Sekjen Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Gowa, saat dihubungi wartawan, Senin (15/4/2019).
Menurutnya, golput menghindari calon pemimpin yang buruk berkuasa di negeri ini, sebab tidak memberikan hak suara, sama dengan membiarkan mereka berkuasa.
Jadi ia mengingatkan agar masyarakat, mendatangi TPS masing-masing, terutama dari kalangan pemilih milenial agar tidak antipati terhadap pemilu.
Pemilih milenial di Indonesia ini cukup banyak, mereka yang baru saja lulus dari sekolah dan berumur 17 tahun cukup banyak.
Jika pemilih milenial mau menyalurkan hak suaranya, dia sudah ikut berkontribusi menegakkan demokrasi.
Selain itu, berpartisiapasi di pemilu bukan saja karena adanya amanat undang-undang yang mengharuskan, tetapi ini juga bagian dari tugas kemanusiaan setiap orang.
“Pemilih milenial di Indonesia sangat besar, saya sangat berharap mereka datang memilih, siapapun pilihannya. Karena yang paling penting kita jangan Golput,” ujarnya.
Caleg DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Gowa ini kerap melakukan sosialisasi dan diskusi dengan kalangan milenial, terkait bahaya pemilih yang Golput.
Sebab pemimpin yang terpilih kelak, tidak mendapatkan legitimasi kuat dari masyarakat jika Golput.
Ia berpesan pada kalangan milenial, agar menjadi duta bagi masyarakat, dengan mengajak setiap orang yang sudah mencapai umur agar memberikan hak suaranya.
Ia yakin bahwa tugas tersebut bukan saja dilakukan oleh penyelenggara pemilu, tetapi kontribusi kalangan milenial mencegah adanya Golput cukup besar.
“Saya percaya kelompok muda (milenial) bisa jadi duta bagi masyarakat, mengajak mereka untuk tidak Golput,” tutupnya. (**)