MAROS, UJUNGJARI.COM – Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) turun langsung melakukan pemantauan perihal progres proyek pembangunan Kereta Api (KA) Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare, Rabu (5/1/2022). Secara spesifik, kunjungan dilakukan di tiga titik di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep.

Rombongan Bagian Perencanaan DJKA yang hadir yakni Koordinator Kelompok Perencanaan, Nurhadi Unggul W dan Kepala Sub Koordinator Program, Heppy Eka Prasetya.  Adapun lokasi kunjungan meliputi lokasi paket CT-401 dan Stasiun Rammang-rammang (Maros) dan Stasiun Mangilu (Pangkep).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam melakukan kunjungan, pihak DJKA didampingi oleh pihak Balai Pengelolaan Kereta Api (BPKA), termasuk dari Kepala Seksi I dan PPK Konstruksi Maros-Pangkep. Nurhadi menyampaikan peninjauan lapangan yang dilakukan adalah kunjungan reguler guna mengecek progres proyek KA Trans Sulawesi.

Nurhadi menyebut secara spesifik, pihak DJKA juga ingin memastikan progres pembangunan proyek KA Trans Sulawesi sudah sesuai perencanaan. Baik itu untuk jalur KA maupun stasiun KA ingin dipastikan pihaknya dibangun sesuai perencanaan, mulai dari lokasi hingga denah maupun desainnya.

“Kami ingin memastikan kualitas lewat tinjauan lapangan ini. ,Untuk memastikan progres pembangunan KA sudah sesuai dengan perencanaan,” kata Nurhadi, dalam keterangan persnya, Rabu petang (5/4/2022).

Kepala BPKA Sulsel, Andi Amanna Gappa, menambahkan kunjungan pihak DJKA merupakan bukti tingginya atensi pemerintah pusat perihal proyek pembangunan KA Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare. Pihaknya pun terus berupaya menggenjot penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) itu agar bisa rampung sesuai perencanaan.

Ia mengimbuhkan kunjungan DPKA secara spesifik memastikan seluruh pembangunan, baik jalur maupun stasiun dilakukan sesuai perencanaan. Terdapat tiga titik yang menjadi sampel untuk dilihat perkembangan pembangunan, termasuk perihal kesesuaiannya dengan perencanaan.

“Jadi ada tiga lokasi yang kemarin dikunjungi pihak DJKA. Mereka ingin melihat kesamaan titik lokasi dan bangunan dengan data atau desain maupun denah yang telah dibuat dan dikirimkan ke pusat,” tandasnya.