MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — PSM Makassar menutup putaran pertama dengan bermain imbang tanpa gol dengan Persiraja Banda Aceh di laga pekan ke-17 BRI Liga 1 di Stadion Maguwoharjo, Senin (13/12/2021).

Hasil minor yang membuat skuad Juku hanya mengoleksi 20 poin serta tinggal berjarak enam angka Persela Lamongan, tim teratas zona degradasi atau peringkat ke-16.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pencapaian sementara ini jelas bukan hal biasa buat PSM yang memiliki tradisi baik di era Liga 1. Sejak 2017, tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan ini selalu berada di jajaran elit kompetisi. Pada 2017, mereka bertengger di posisi tiga dan naik satu peringkat di musim berikutnya.

Di Liga 1 2019, Juku Eja memang berada di peringkat 12 klasemen akhir. Tapi pada tahun sama, Wiljan Pluim dan kolega meraih trofi juara Piala Indonesia.

Jelang BRI Liga 1 2021/2022, PSM juga mencuri perhatian dengan menembus semifinal Piala Menpora 2021. Padahal pada ajang pra musim itu, mereka hanya mengandalkan materi pemain lokal.

Namun, PSM Makassar terkesan terbuai dengan sukes pada ajang pra musim itu. Apalagi mereka kembali diperkuat Wiljan Pluim serta tiga menghadirkan tiga pemain asing lainnya yakni Anco Jansen, Serif Hasic dan Bektur Talgat Uulu plus Milomir Seslija, pelatih yang sarat pengalaman di kompetisi.

Andi Coklat, eks jenderal lapangan The Macz Man, mengatakan, pencapaian minor ini sejatinya bisa diprediksi ketika manajemen PSM hanya mendatangkan pemain lokal dengan status pemain pinjaman dari tim Liga 2 seperti Fajar Handika (RANS Cilegon United) dan Azka Fauzi (Persis Solo).

“Biasanya sebuah tim meminjam pemain dari tim yang lebih kuat atau minimal selevel. Alhasil, kualitas antara pemain inti dan pelapis berbeda jauh,” tegas Andi Coklat.

Andi Coklat merujuk grafik posisi PSM yang terus menurun setelah sempat memimpin klasemen pada pekan pekan ke-4.

“PSM ibarat kendaraan yang kehabisan bensin. Coach Syamsuddin Batola juga mengakui sudah berusaha melakukan rotasi tapi hasilnya tidak optimal. Itu karena kedalaman tim memang pincang,” tambah Andi Coklat.

Itulah mengapa Andi Coklat meminta PSM melakukan evaluasi total untuk menghadapi persaingan di putaran kedua, Januari 2022.

Bukan hanya pemain tapi juga tim kepelatihan PSM.

“Kalau tak berbenah, PSM bisa kian terpuruk di papan bawah bawah atau malah terlempar ke zona degradasi. Ingat Persela dan Persipura yang saat ini berada di zona degradasi punya potensi untuk bangkit,” ungkap Andi Coklat.

Andi Coklat mengungkapkan selain menyangkut teknis, PSM terkesan menghadapi masalah internal yang berdampak pada penampilan pemain.

“Terkait masalah ini, tugas manejemen untuk menyelesaikannya. Kita semua tak ingin PSM terlempar dari kompetisi kasta tertinggi,” pungkasnya. (bola.com)