GOWA, UJUNGJARI.COM — Muhammad Tahir (40) warga Kampung Bilaya, Dusun Tamallayu, Desa Pallantikang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa tewas tenggelam di sungai Jeneberang di Lingkungan Bontosunggu, Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Gowa, Minggu (14/11/2021) sekira pukul 15.00 Wita.

Buruh bangunan ini tewas setelah tenggelam di dasar subgai Jeneberang sedalam tiga meter. Korban berada di sungai itu bersama dua rekannya yang lain saat hendak menjla ikan di bagian tengah sungai. Diketahui korban tenggelam saat nekat menyeberang sungai berarus deras ini dengan alasan ikan banyak di bagian tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kapolsek Parangloe Iptu Mudatsir yang dikonfirmasi mengatakan kronologi tewasnya buruh bangunan itu ketika mereka bertiga rekannya mencari ikan di sekitar TKP dengan menggunakan jaring ikan atau jala.

Merasa ikan banyak di bagian tengah sungai, korban pun mengajak Irfan Dg Tane untuk menyeberang sungai. Tergiur ajakan korban, Irfan lalu mengikuti Tahir dari belakang dengan cara berenang.

” Sesuai keterangan saksi Irfan saat di pertengahan sungai tiba – tiba korban tenggelam dan sempat melambaikan tangan dengan isyarat meminta tolong. Tak lama korban pun tidak muncul lagi ke permukaan air diduga sudah kelelahan. Irfan saat itu berupaya menolong namun juga merasa kelelahan akibat derasnya arus sungai akhirnya Irfan kembali ke daratan meminta tolong dengan cara berteriak, ” beber Kapolsek Parangloe mengisahkan kronologi tewasnya korban.

Dilanjutnya, rekan korban lainnya ikut berteriak, lalu dua saksi lainnya yang berada di sekitar TKP juga menyambung teriakan dua rekan korban dengan teriakannya untuk mengundang warga lainnya mengabarkan orang tenggelam.

Kemudian warga lainnya yang tahu ada orang tenggelam akhirnya menghubungi pihak Kepolisian lalu personil Polsek Parangloe yang dipimpin Kapolsek Iptu Mudatsir langsung ke TKP.

” Pencarian korban mulai dilakukan dan akhirnya pukul tiga sore korban berhasil ditemukan di dasar sungai dengan posisi kepala berada di bawah dan tidak bernyawa lagi. Korban langsung dievakuasi ke atas perahu kecil milik warga dan dibawa ke daratan lalu dinaikkan ke mobil ambulance menuju Puskesmas Parangloe, ” kata Iptu Mudatsir.

Dijelaskan, kondisi sungai Jeneberang saat ini memang tidak bersahabat. Arus airnya deras dari arah hulu. Lebar sungai sekitar 20 meter dan kedalaman sekitar tiga meter.

Dikatakan Kapolsek, setelah visum dari Puskesmas Parangloe, jazad korban pun lalu dibawa kerumah duka di kampung Bilaya, Desa Pallantikang, Kecamatan Pattallassang.

Sampai di rumah duka, jazad korban langsung disemayamkan untuk proses pemakaman setelah pihak keluarga menolak dilakukan outopsi untuk keperluan penyidikan sebab atau motif kematian korban sehingga ditemukan tenggelam di sungai.

Penolakan outopsi tersebut dijawab pihak keluarga dengan ikhlas menerima sebagai musibah.

” Kami sudah membuatkan berita acara penolakan outopsi yang ditandatangani pihak keluarga dan diketahui Kepala Desa Pallantikang Usman Lira, ” kata Iptu Mudatsir.-