MAKASSAR, UJUNGJARI.COM–Pasca pelaksanaan pengukuhan dan musyawarah kerja, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel mengunjungi Panglima Kodam (Pangdam) Hasanuddin, Selasa (2/11).

Kunjungan itu diikuti Wakil Ketua Umum Dr KH Mustari Bosra MA dan Prof Dr KH M Ghalib MA, Sekretaris Umum Dr KH Muammar Bakry Lc MA, Ketua Bidang Prof Dr H Mustari Mustafa MPd dan Wakil Ketua Komisi Infokom H Firmansyah Abdullah HAR ST.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rombongan diterima Kepala Staf Kodam (Kasdam) XIV/Hasanuddin Brigjen TNI Amping Bujasar Tangdilintin SSos MSi mewakili Pangdam Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno SH.

KH Mustari menyampaikan garis besar program kerja MUI Sulsel yang diharapkan beberapa di antaranya disinergikan dan mendapat suport dari Kodam Hasanuddin.

Apalagi menurut KH Muammar, pakar sosiologis telah memastikan keharmonisan berbangsa Indonesia ditentukan oleh empat hal yakni adanya ideologi Pancasila, keberadaan TNI/Polri, dan peran civil society yakni ormas-ormas keagamaan.

Maka sambung Brigjen Amping, kemitraan MUI dan TNI merupakan keniscayaan. “Kami juga menawarkan potensi yang dimiliki Kodam untuk menyukseskan agendan dan program kerja MUI. Misalnya mensosialisasikan fatwa hingga ke desa dan dusun melalui Babinsa,” jelasnya.

Amping misalnya menyebut untuk sosialisasi fatwa haramnya eksploitasi dan memberi pada pengemis jalanan yang akhir pekan lalu diumumkan MUI Sulsel.

Terkait terbitnya fatwa tersebut mewakili Pangdam, Amping merespon positif.

“Benar itu (yang menjadi salah satu pertimbangan terbitnya fatwa) bahwa pengemis di jalanan Makassar dieksploitasi oleh jaringan sindikat,” ungkapnya.

Jaringan sindikat pengemis itu telah dideteksi oleh intel Kodam sejak 2007.