GOWA, UJUNGJARI.COM — Guna menekan angka kematian ibu hamil, Pemerintah Kabupaten Gowa melakukan sebuah program Rumah Tunggu Kelahiran Plus (RTK+). Program ini dikerjasamakan dengan Lembaga Jaringan Aspirasi Pelayanan (JAS Publik Gowa) dan sejumlah pihak pendukung lainnya.
” Kehadiran RTK+ ini merupakan solusi yang tepat untuk menekan angka kematian ibu,” kata Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat menandatangani kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama di Baruga Karaeng Pattingalloang, kantor Pemkab Gowa, Senin (11/10/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Adnan, angka kematian ibu masuk dalam target Sustainable Development Goals atau SDGs. Dimana dalam target yang ingin dicapai pada tahun 2030 mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran.
Khusus di Kabupaten Gowa, kata Adnan, di Gowa ini menyebutkan bahwa pada tahun 2020 ternyata sebanyak 111 per 100.000 kelahiran. Data Dinas Kesehatan Gowa menyebutkan bahwa tahun 2020 tercatat sebanyak 15 kasus dan ini lebih tinggi sedikit dibandingkan tahun 2019 yaitu 14 kasus.
” Dengan demikian dibutuhkan kerja keras dari semua pihak agar dalam waktu 10 tahun kedepan kita dapat mencapai target tersebut. Olehnya itu, yang paling penting adalah perlunya perbaikan layanan kesehatan bagi ibu di Kabupaten Gowa,” kata Bupati Gowa.
Adnan pun menyebutkan tujuan pendirian RTK+ ini untuk memastikan bahwa ibu hamil berada dalam jarak yang terjangkau dengan fasilitas kesehatan untuk memperoleh pertolongan dan perawatan yang aman dalam situasi gawat darurat, terutama bagi ibu hamil berisiko tinggi.
” Melalui RTK+ yang dilengkapi tenaga kesehatan terlatih dan terhubung dengan fasilitas kesehatan, maka kemungkinan tanda-tanda bahaya dapat dideteksi secara dini dan ibu hamil yang aksesnya jauh dari fasilitas kesehatan tidak perlu menemukan perjalanan yang jauh untuk mendapatkan pelayanan yang tepat,” tambahnya.
Sekjen Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) ini berharap program ini berjalan dengan baik dan berfungsi secara optimal. Olehnya itu, dirinya juga meminta dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam Pilot Program RTK + ini.
” Untuk memastikan ini berjalan dengan baik sesuai dengan harapan kita bersama, maka kami juga meminta kesediaan USAID agar dapat tetap memfasilitasi pilot program ini hingga benar-benar berhasil dan dapat menjadi model pengelolaan RTK+ untuk direplikasi di daerah lain di Sulawesi Selatan,” harapnya.
Deputy Director Health Section USAID Daryl Martyris mengaku sangat gembira bisa memberikan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Gowa khususnya dalam program ini. Menurutnya ini merupakan contoh yang bisa dijadikan modal bagaimana kerjasama pemerintah dan non pemerintah untuk menangani maslah kesehatan masyarakat, khususnya angka kematian ibu melahirkan.
” Kami sangat menghargai komitmen dari pemerintah Kabupaten Gowa sejak awal dan hingga penandatanganan nota kesepakatan RTK+ ini. Melalui kepemimpinan dan visi bapak Bupati Gowa dan kerja keras seluruh jajarannya. Kami yakin RTK+ ini dapat diperluas dan direplikasi ke berbagai daerah di Kabupaten Gowa dan Sulsel,” kata Daryl.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia Komaryani. Komaryani juga mengapresiasi program RTK+ ini dan berharap ini bisa direplikasi di daerah lain di Sulsel.
” Tentunya ini menjadi suatu model baru bagi dunia kesehatan. Kedepan bisa nanti kita lakukan di kabupaten/kota lainnya di Sulsel bahkan di Indonesia,” tandasnya.
Disebutkannya, ada beberapa lembaga perwakilan mitra pembangunan yang terlibat dalam program RTK+ ini yaitu Yayasan Dompet Dhuafa Republika, PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Forum Coorporate Social Responsibility (CSR) Kesejahteraan Sosial Sulsel.
Penandatanganan kesepakatan dan perjanjian kerjasama ini turut disaksikan Kadis Kesehatan Gowa dr Hasanuddin dan Kabag Kerjasama Setkab Gowa Emy Pratiwi Hosen.-