PEGADAIAN yang dulu, bukan lagi Pegadaian sekarang. Dulu nasabah ke Pegadaian banyak berjalan kaki, tapi sekarang banyak juga yang pakai mobil. Dulu nasabah Pegadaian hanya pakai sarung dan sandal jepit, tapi sekarang mereka sudah bersepatu dan berdasi.
Yah, begitulah gambaran kondisi nasabah Pegadaian beberapa puluh tahun yang lalu dengan kondisi sekarang. Dimana ketika itu, bisnis Pegadaian hanya fokus pada satu bidang usaha, yakni jasa gadai. Dan kini, bidang usaha yang dilakoni Pegadaian sudah bervariasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Jadi kita sekarang tidak lagi sekadar melayani jasa gadai. Tapi sejak beberapa waktu lalu sudah melakukan sejumlah ekspansi usaha. Di antaranya jasa titipan, kredit kendaraan bermotor, kredit usaha mikro, serta dana talangan haji,” tutur Kuswiyoto saat bertandang ke Makassar beberapa waktu lalu.
Ekspansi usaha ini, selain untuk mengikuti perkembangan zaman, juga Pegadaian mencoba memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat yang semakin variatif. Karena masyarakat yang datang ke Pegadaian sekarang ini, bukan lagi mereka yang pinjam uang untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Misal untuk membayar uang sekolahan. Tapi ada juga untuk menambah modal usaha atau baru mau buka usaha yang skalanya masih kecil-kecilan.
”Mereka inilah yang coba kita tangkap kebutuhannya. Jadi kebutuhan masyarakat menjadi peluang usaha bagi kami. Sehingga Pegadaian bisa hadir memberi sebuah solusi. Apalagi sekarang, kami memberi dua alternatif pembiayaan. Yakni secara syariah atau konvensional. Jadi Pegadaian selalu hadir mengatasi masalah tanpa masalah,” ujar Kuswiyoto.
Selama ini, aku Kus, bisnis Pegadaian itu hanya mencakup tiga item, yakni emas, pembiayaan, dan aneka jasa. Ketiga item ini pun terbagi lagi dalam beberapa produk. Misal emas, ada namanya tabungan emas dan cicilan emas. Dimana, masyarakat bisa memiliki emas dengan cara mengangsur setiap hari mulai dari ribuan rupiah saja.
Sedangkan untuk pembiayaan, juga terbagi atas beberapa jenis produk, di antaranya pembiayaan untuk pemilikan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat serta pembiayaan untuk ongkos naik haji (ONH). Begitu pula untuk kategori aneka jasa, terbagi lagi beberapa jenis, masing-masing pembayaran, penyewaan kotak penyimpanan barang berharga atau Safe Deposit Box, sertifikasi emas dan permata, dan The Gade Coffee and Gold.
Selain melakukan pengembangan usaha dan jenis produk, Pegadaian juga tengah mempersiapkan pengembangan teknologi. Era digitalisasi seperti sekarang akan dikolaborasikan Pegadaian dengan sejumlah produknya. Layanan yang dikenal dengan nama digital service ini tentunya akan memberi kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses berbagai layanan Pegadaian secara digital. Yah, melalui aplikasi mobile Pegadaian Digital Service ini, masyarakat tidak perlu lagi harus mendatangi kantor Pegadaian hanya untuk mendapatkan akses layanan Pegadaian.
Program Pegadaian Digital Service tersebut diusung melalui konsep G-Star Generation dengan strategi Grow Core atau menumbuhkan bisnis utama, Grab New atau menangkap peluang baru, Groom Talent atau mengembangkan talenta internal, Gen-Z Tech atau teknologi generasi terkini, dan Great Culture atau budaya perusahaan yang hebat.
Jenis layanan Pegadaian yang dapat diakses melalui aplikasi mobile ini, di antaranya pembayaran, investasi emas, kredit gadai, harga emas, dan produk Pegadaian lainnya. Selain aplikasi mobile tersebut, Pegadaian juga sejak tahun 2018 lalu telah menerapkan strategi layanan yang juga berbasis teknologi digital, yakni channel distribution yang memanfaatkan keberadaan agen Pegadaian. Agen Pegadaian ini sendiri adalah masyarakat umum baik perorangan maupun badan usaha yang menjadi perpanjangan tangan layanan Pegadaian.
”Digitalisasi Pegadaian ini merupakan bentuk transformasi yang tengah dijalankan Pegadaian dalam memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Era ini mendorong masyarakat dan perusahaan untuk beralih bisnis yang sifatnya konvensional menjadi lebih digital.
Aplikasi mobile Pegadaian Digital Service ini akan kita launching tepat dihari ulang tahun ke-118 Pegadaian pada 1 April 2019 mendatang,” aku Kuswiyoto.
Rencana Pegadaian menerapkan layanan yang menggunakan teknologi digital disambut penuh antusias masyarakat. Salah seorang di antaranya Rudi. Ia mengatakan, penerapan teknologi digital dalam berbagai layanan sudah cukup bagus dan akan sangat membantu masyarakat yang sekarang mobilitasnya sangat tinggi. Dimana, waktu mereka untuk datang ke kantor Pegadaian secara face to face dengan pegawai Pegadaian sudah sangat terbatas.
”Untuk makin mendekatkan masyarakat dengan Pegadaian, perlu pula dibuatkan semacam kartu member. Kartu inilah yang dapat digunakan para nasabah dalam mengakses berbagai layanan Pegadaian baik secara online maupun offline. Kan tentu menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi para nasabah ketika masuk ke kantor Pegadaian untuk melakukan transaksi, mereka cukup menyodorkan kartu membernya ke petugas. Begitu pula saat bertransaksi secara online, mereka cukup menyalin nomor yang tertera di kartunya itu. Mereka yang menjadi pemegang kartu member ini, selain mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi, mereka juga berkesempatan menikmati berbagai benefit dari hasil kerjasama Pegadaian dengan berbagai perusahaan lainnya. Setidaknya, dengan adanya member card dengan beragam keuntungan yang bakal didapatkan, ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memanfaatkan berbagai jasa layanan yang kini ditawarkan Pegadaian,” tutur Rudi. (amiruddin nur)