PUNYA segudang pengalaman, tidak membuat sosok Andi Yagkin Padjalangi terkesan sombong. Politisi berdarah Bugis ini supel dan bergaul dengan siapa saja. Itu terbukti selama tiga periode menjadi anggota DPRD Sulsel.
Pensiun dari DPRD Sulsel, 2019 lalu, pria yang akrab disapa petta cambang itu melakoni profesi baru sebagai dosen di Universitas Mega Reski Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yagkin juga dikenal sebagai organisatoris. Baik organisasi kampus Unhas era tahun 1980-an maupun pengkaderan di ekstra kampus. Di Unhas, Yagkin pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Unhas.
“Andi Yaqin sarat dengan pengalaman baik birokrat maupun sebagai anggota DPRD,” kata salah seorang sahabat AYP saat bincang santai dengan sejumlah wartawan di sebuah warung kopi bilangan Bolevard, Kamis kemarin.
Pada sisi birokrat, Andi Yaqin Padjalangi pernah menjadi pegawai negeri pada institusi yaitu BPOM. Maklum, mantan Ketua Senat Mahasiswa Unhas ini adalah alumni Farmasi Unhas.
Petta Cambang, beberapa tahun berkarier di BPOM akhirnya memilih mengundurkan diri sebagai pegawai negeri dan beralih konsentrasi menjadi politisi.
Partai Golkar menjadi pilihan dan mengantarkan Andi Yaqin sebagai anggota DPRD Sulsel selama tiga periode.’’Tidak gampang menjadi anggota dewan 3 periode dengan daerah pemilihan lain. Pernah daerah pemilihan Makassar, setelah itu wilayah Bosowa dan Bone sendiri. Basis dan jejaring AYP sangat luas.
“Maka tak heran, beberapa teman seangkatannya menggelari ‘Politisi Santun Kerkarakter Bangsawan.” katanya.
Kendati demikian, AYP tidak serta harus sombong dan memilah pertemanan. Semua diladeninya dengan baik. Hal lain, bisa berkolaborasi dan kerja sama, serta bukan tipe opurtunis. Itu karakter yang melekat pada dirinya. Asal Golkar tidak membuat dirinya resisten dengan partai lain.
Bahkan, ternyata teman dan sahabat AYP dari lintas partai, dan masih selalu bertemu dalam diskusi warung kopi. “Belakang saya menikmati sebagai dosen, tapi tidak pernah absen dengan pertemuan diskusi dengan sesama mantan aktivis dari lintas partai,” kata Andi Yagkin beberapa hari lalu.
Selain mengajar, sejak 10 tahun lalu, sebelum warkop menjamur ternyata Petta Cambang sudah membuka warkop di bilangan Jl Sultan Alauddin. Namanya warkop Cappo. Naluri bisnis juga sudah lama mengalir, di samping tetap selalu menjadi tempat cerita keluh kesah para teman khususnya beberapa mahasiswa di Makassar.