Virus korona yang mulai mewabah di Indonesia pada Maret 2020 membuat semua aktivitas tersendat. Anak sekolah dipaksa belajar dari rumah. Pekerja dan karyawan juga lebih banyak work from home (bekerja dari rumah). Pembatasan sosial dilakukan pada hampir semua aspek, terutama di ruang-ruang publik.

Si sulung Aris juga terdampak pandemi ini. Seperti kebanyakan pelajar lainnya di Makassar, ia juga lebih melakukan pembelajaran dari rumah. Beragam aplikasi pembelajaran daring digunakan. Mulai dari zoom meeting, google classroom sampai whatsapp group. Kadang-kadang juga mengerjakan tugas manual atau menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) lalu dikumpulkan pada guru mata pelajaran tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aris adalah siswa kelas tiga SMA DDI Babussalam, Kassi, Jeneponto. Meski sekolahnya di Jeneponto, Aris lebih banyak di Makassar bersama keluarganya. Hanya sesekali ke Jeneponto. Bahkan selama pandemi, kunjungannya ke sekolah bisa dihitung jari. Hanya saat mengumpulkan tugas atau LKS saja pada guru mata pelajaran tertentu.
Boleh jadi karena kebanyakan berada di rumah, Aris mulai jenuh. Rutinitasnya setiap hari hanya tawaf dari kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga, dan meja makan. Selain itu juga memanfaatkan beberapa aplikasi di android miliknya, terutama game.

Suatu ketika Aris berselancar di media sosial. Lebih tepatnya instagram. Ia memang lebih senang dengan platform medsos yang satu ini dibanding varian media sosial lainnya. Katanya lebih fleksibel dan kontennya menarik. Kira-kira di akhir Maret, Aris melihat story di Instagram tentang bisnis case handphone yang terbuat dari kertas. Costumer bisa memesan case handphone sesuai selera dan keinginannya. Model dan desain ditentukan pemesan.

Semula bisnis case handphone yang digeluti Aris ini diperkenalkan pada lingkaran terbatas. Lingkungan keluarga. Maka yang memesan pertama kali adalah adiknya, Azizah Maulika dan beberapa sepupu. Sejumlah tante dan paman juga tidak ketinggalan. Mereka juga memesan case handphone pada Aris dengan model gambar diri atau pose keluarga.
Harga case relatif murah. Tidak terlalu mahal. Berkisar Rp35.000 hingga Rp50.000. Bergantung model handphone. Makin besar body handphone, makin mahal pula case-nya. Sebab kertas yang digunakan dan plastik casing yang disiapkan juga besar.

Belakangan bisnis kecil-kecilan Aris ini terus berkembang. Kliennya tidak terbatas lagi pada lingkaran keluarga. Pesanan mulai datang dari beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Ada pemesan dari Kabupaten Sidrap, Kabupaten Gowa, hingga Kota Palopo dan Tana Toraja. Selain itu banyak juga pemesan dari luar provinsi. Ada dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Ada juga dari Ternate, Maluku Tenggara. Juga ada dari Balikpapan, Kalimantan Timur.

Untuk mengirim case handpone buatannya itu ke alamat pemesan di luar Makassar itu, Aris berdiskusi dengan Ayah dan Ibu tentang jasa pengiriman barang yang akan digunakan. Setelah menimbang dan seterusnya, diputuskanlah JNE sebagai mitra pengiriman case handphone. Aris ingat betul case pertama kali dikirim dengan jasa JNE dengan tujuan Kolaka, Sulawesi Tenggara persis tiba sesuai jadwal yang diprediksi. Aris bahagia, pemesan case pun bahagia.

“Bahagia karena JNE bisa memotivasi diri saya untuk lebih giat mengembangkan bisnis case handphone ini. Alhamdulillah ia awal yang sangat baik,” kata Aris mengomentari jasa pengiriman barang itu.

Ia mengatakan sebelum menggeluti bisnis case handphone, beberapa kali ia pernah menggunakan jasa pengiriman barang yang lain. Keluhannya susah memonitor posisi barang kiriman. Menurut Aris, dengan aplikasi setiap pengguna jasa JNE bisa melacak posisi barang yang dikirimnya berada di mana. Mulai dari pengiriman, proses perjalanan sampai tiba di tempat tujuan semuanya bisa dimonitor.

“Jasa pengiriman lainnya tidak bisa dilacak seperti itu. Makanya saya bahagia dan senang menggunakan jasa pengiriman JNE,” kata Aris.

Kemudahan lainnya, kata Aris, outlet JNE juga bertebaran di mana-mana. Di Kota Makassar, tempat pengiriman barang JNE tidak hanya di kantor pusat di Jalan Veteran atau di pusat gudang Jalan Yusuf Daeng Ngawing. Outlet lainnya juga ada di Jalan Sultan Alauddin, Jalan Emy Saelan dan beberapa titik lainnya. Tempat JNE yang bertebaran ini memudahkan orang melakukan pengiriman di mana saja.

JNE memang merupakan jasa pengiriman yang cukup banyak diminati di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, JNE kini menjadi salah satu prionir jasa pengiriman di Indonesia. Perusahaan jasa logistik ini memiliki sistem pemasaran yang cukup baik sehingga mudah baginya untuk mengembangkan bisnis lebih luas.

Yang tidak kalah pentingnya JNE memiliki keunggulan dari segi pelayanan terhadap pelanggan seperti customer service dan pelayanan pelacakan barang milik konsumen. JNE banyak diminati karena cepat beradaptasi terhadap teknologi yang berkembang sehingga memudahkan konsumen dalam melacak keberadaan barang melalui fitur resi dan status pengiriman yang dapat diakses melalui website. Selain itu, JNE memiliki banyak cabang yang bisa ditemukan di beberapa titik di suatu daerah.

Dari bisnis ini, Aris memperoleh penghasilan lumayan. Rata-rata 500.000 per bulan. Bagi Aris, penghasilan sebesar ini sudah sangat membahagiakan. Membahagia karena cukup untuk menalangi biaya kuota internet dan jajanannya. Bahagia juga karena tidak lagi membebani orang tua untuk biaya laundry dan sejeninisnya. Terima kasih JNE karena telah membahagiakan Aris. (Fachruddin)