GOWA, UJUNGJARI.COM — Pilkada Gowa sisa enam hari lagi. Perhelatan akbar ini akan dilaksanakan serentak di 12 kabupaten kota di Sulsel pada 9 Desember 2020. Masa kampanye paslon pun telah usai dan kini tahapan berikut adalah sesi debat publik ketiga paslon.

Debat publik atau pemaparan visi misi paslon menghadapi lima panelis dari berbagai kalangan utama praktisi, akademisi dan pakar lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Debat sesi ketiga kali ini mengusung tema tentang peningkatan infastruktur kesehatan, strategi penanganan covid-19, tentang sumber daya alam, kedaulatan pangan, fasilitas sarana umum dan kebutuhan dasar masyarakat. 

Dalam debat yang sarat dengan penerapan protokol kesehatan dimana para peserta yang mengisi ruang debat tidak diperkenankan masuk jika tidak mengikuti persyaratan swab.

Baik penyelenggara seperti KPU, Bawaslu, para panelis, paslon hingga tim menangan paslon, jumlah yang hadir dalam ruangan dibatasi, diatur jarak duduk, harus memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk ruangan dan membawa hand sanitizer.

Tentang strategi penanganan covid-19, paslon tunggal Gowa yakni pasangan Adnan Purichta Ichsan-Abd Rauf Malaganni Kr Kio membeberkan triknya.

Dijelaskan Adnan, strategi penanganan covid-19 di Gowa, dirinya menetapkan Peraturan Bupati No 25  tahun 2020 terkait wajib masker kemudian dilanjut dengan pembentukan gugus tugas untuk penanganan covid-19.

” Selain itu kami juga telah melakukan Pembatasan Sosial Besar (PSBB) untuk penanganan covid-19. Kami juga melaunching Rabu Sehat dimana pada Rabu semua jajaran Pemkab Gowa wajib melakukan olahraga pagi yakni senam untuk menaikkan imun tubuh dan berjemur untuk matahari pagi. Ini juga salah satu rekomendasi untuk terhindar dari covid-19,” kata Adnan dihadapan panelis yang memberondonginya sejumlah pertanyaan.

Dikatakan Adnan juga, untuk penanganan covid dirinya huga telah membentuk kampung rewako di semua desa dan kelurahan di Gowa. 

” Kami juga melakukan gerakan sejuta masker yang pertama di Indonesia. Kami membagikan masker secara gratis sebanyak satu juta lembar. Dan Gowa, satu-satunya daerah di Indonesia yang membuat Perda No 2 tahun 2020 tentang wajib masker dan penerapan protokol kesehatan. Dari dua program tersebut, kami diganjar penghargaan dari pemerintah pusat berupa DID sebesar Rp 20, 2 miliar untuk membiayai penanganan  covid, perlengkapan APD sekaligus bantuan sosial sembako dan pemulihan ekonomi,” kata dia.

Sementara di bidang infrastruktur, Adnan mengaku, dirinya tetap memprioritaskan infrastruktur dalam program ini sebagai bentuk komitmen dirinya untuk membangun infrastruktur yang baik di Kabupaten Gowa.

” Pada periode pertama kami tetap konsisten mengalokasikan anggaran 20 persen dari APBD untuk infrastruktur. Bahkan sejak tahun tahun 2019 kami telah menaikkan menjadi 27 persen dari total APBD. 

Dari anggaran tersebut telah terbangun infrastruktur antara lain infastruktur jalan yang sampai dengan tahun ini masuk dalam kondisi baik yaitu 91 persen. Dan bukan hanya pengaspalan jalan, kita juga telah membangun 30 unit jembatan untuk masyarakat dan kita juga telah membangun 26 pasar sampai dengan hari ini,” tambah Adnan.

Dikatakannya, pembangunan infrastruktur tersebut untuk mempermudah akses ke sentra-sentra produksi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. 

” Kedepan kami akan mengembangkan infrastruktur terintegrasi dengan bidang pembangunan lainnya, seperti kesehatan, pendidikan, keagamaan, layanan publik, pertanian dan UMKM sesuai kebutuhan dasar masyarakat. Kami juga telah memprioritaskan di bidang kesehatan. Kalau periode pertama kami, kami jadikan semua  Puskesmas  yang ada kabupaten Gowa menjadi rawat inap atau perawatan dan sekarang kami lagi menuntaskan pembangunan RSUD Syekh Yusuf setinggi tujuh lantai dengan kapasitas 400 tempat tidur. Olehnya itu pada periode yang akan datang kami akan tingkatkan kapasitas dan fasilitas seluruh Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Gowa,” jelas Adnan.

Dalam debat sesi tiga ini, panelis yang dihadirkan yakni seorang akademisi bernama Dr Ir Abd Rachim Nanda MT (tentang pembangunan infrastruktur yang berkualitas, aksebilitas dan merata di semua wilayah. Kemudian panelis lainnya yakni Abd Karim seorang praktisi (tentang sumber daya alam, LH serta penguatan kedaulatan pangan.

Prof Dr Kadir Ahmad MSi juga seorang akademisi (tentang pembangunan desa, penguatan kebudayaan, kearifan lokal dan relegi). Sedang Prof Veni Hadju juga akademisi bertanya terkait pelayanan kesehatan dan strategi penanganan covid. Pada debat kali ini, KPU memberikan nuansa baru yakni dengan memberikan kesempatan bertanya dari kalangan  masyarakat umum melalui virtual (tentang pengelolaan fasilitas sarana, air bersih, pengelolaan sampah dan listrik. Pernyataan masyarakat lewat virtual ini langsung direspon paslon.-