MAKASSAR, UJUNGJARI–Puluhan Alumni Smansa 82 yang sejatinya akan berangkat tour di Denpasar, Bali dibuat menggerutu serta kecewa, Jumat (1/3/2019). Mereka telantar di Bandara Inteenasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan, orderan paket tour bertajuk “Smansa 82 Bali Tour 2018” untuk sekitar 90 orang alumni Smansa 82 yang akan berangkat dari Makassar tujuan Denpasar, sudah dilakukan panitia sejak bulan Desember 2018.

Jadwal tour alumni Smansa 82 ke pulau dewata ini ditetapkan tanggal 1 hingga 3 Maret 2019 dan untuk penanganan kegiatan tersebut panitia menyerahkan kepada pihak Rasid Tour dan telah menyelesaikan administrasi serta biaya tour yang disepakati.

James, salah satu alumni Smansa 82 mengingkapkan, dalam kesepakatan awal sesuai order dari panitia “Smansa 82 Bali Tour 2019”, seluruh rombongan diskedulkan berangkat dari Makassar pada Jumat (01/03/2019) pagi dan setibanya di Bali langsung berkunjung ke sejumlah obyek wisata hingga malam hari.

Kenyataannya, kata James, sehari menjelang jadwal pemberangkatan, pihak Rasid Travel menyampaikan ke panitia bahwa keberangkatan rombongan akan dibagi dua gelombang, yakni dengan pesawat Lion Air pukul 09.10 Wita dan pukul 16.40 Wita serta melampirkan nama-nama alumni di dua tahap penerbangan tersebut.

Penyampaian pihak Rasid Travel mulanya memantik protes dari para alumni yang namanya terdaftar dalam pemberangkatan gelombang kedua, karena merasa dirugikan dengan hilangnya kesempatan menikmati paket tour di hari pertama.

Menanggapi protes itu, pihak travel lalu menjanjikan konpensasi untuk menambah jam tour di hari terakhir. Janji konpensasi tersebut akhirnya diterima para alumni dengan besar hati meski masih menimbulkan tanda tanya mengenai realisasi janji-janji itu.

Jumat pagi tadi, puluhan alumni yang masuk daftar pemberangkatan gelombang pertama dengan pesawat Lion Air pukul 09.10 Wita, hanya belasan saja yang bisa berangkat dan lainnya dijanjikan berangkat dengan pesawat Lion Air pukul 16.40 Wita.

Ulah pihak travel ini lagi-lagi menyulut kemarahan para alumni yang sebagian diantaranya harus menunggu di areal bandara sampai sore. Bahkan ada juga yang terpaksa mengeluarkan dana ekstra untuk membuka kamar hotel Ibis di lantai 2 bandara guna beristirahat menunggu jadwal pemberangkatan sore yang dijanjikan.

Kekisruhan semakin parah tatkala sore harinya, rombongan gelombang kedua ditambah separuh rombongan gelombang pertama sudah berkumpul di area bandara menunggu pemberangkatan. Penyebabnya menjelang menit-menit keberangkatan pesawat Lion Air pukul 16.40 Wita, hanya sebagian tiket yang diberikan oleh pengurus Rasid Travel.

Keributan nyaris terjadi saat pesawat Lion Air pukul 16.40 Wita sudah take-off, sementara masih puluhan alumni lainnya belum jelas keberangkatannya. Pimpinan Rasid Travel diminta datang ke bandara untuk bertanggung jawab, namun bersangkutan tidak bersedia datang dan hanya meminta sabar untuk memberi kesempatan kepada pengurusnya mengurus pemberangkatan dengan pesawat Garuda.

James pun meminta pihak Rasid Travel profesional dan bertanggungjawab atas kekisruhan yang terjadi.

Hingga berita ini ditayangkan sekitar pukul 19.05 Wita, puluhan alumni Smansa 82 masih terlantar di area depan pintu keberangkatan Bandara Hasanuddin. Tampak pula Ketua IKA Smansa 82, Azhary Sirajuddin sibuk menghubungi pihak travel untuk bertanggung jawab memberangkatkan puluhan alumni yang tersisa. (*)