MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melakukan berbagai persiapan menjelang penerapan pembelajaran tatap muka, Januari mendatang. Selain melakukan swab massif untuk guru, pemerintah provinsi juga akan melakukan fogging (penyemprotan) di seluruh ruang kelas untuk mencegah demam berdarah.

Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Nurdin Abdullah telah meminta Kepala Dinas Kesehatan Sulsel segera melakukan fogging, sebelum dimulainya sekolah tatap muka di seluruh sekolah se-Sulsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Mohon sebelum sekolah dibuka, Dinas Kesehatan baik provinsi maupun kabupaten kota untuk melakukan fogging di sekolah-sekolah karena sudah masuk masa hujan, takutnya DBD. Karena wabah DBD itu cepat sekali menyebar,” kata Nurdin Abdullah, dalam sambutannya di Hari Guru Nasional (HGN), Hotel Gammara, Senin, 30 November 2020.

Hal tersebut merupakan sebuah keharusan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bagi seluruh anak didik dan guru-guru se-Sulsel.

“Saya tentu berharap apa yang menjadi arahan dari Bapak Menteri Pendidikan menjadi acuan untuk kita mengawalinya dengan sebuah keharmonisan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak kita,” ujarnya.

Menurut Nurdin, sekolah tatap muka ini sudah sangat dinantikan anak didik di seluruh Indonesia, khususnya di Sulsel.

“Tahun depan akan dimulai sekolah tatap muka. Sekolah tatap muka ini sangat dinantikan oleh anak-anak kita setelah sekian lama melakukan sekolah virtual,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Nurdin Abdullah berharap kepada Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, agar membuat inovasi yang tidak merugikan para guru di Sulsel.

“Buatlah inovasi dan kreasi untuk membuat guru kita bisa menikmati dan jangan membebani guru-guru kita, tapi buatlah inovasi yang menyenangkan para guru kita,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Prof Muhammad Jufri menambahkan, dengan tagline baru Sucikan Hati Dalam Bekerja, Dinas Pendidikan Sulsel mulai berbenah dengan membangun sinergi bersama seluruh stakeholder terkait lembaga pendidikannya.

“102 hari kerja saya sebagai kepala dinas, kita bisa kondusif lagi dalam menjalankan tugas. Sucikan hati dalam tekad bekerja menjalankan tugas kami,” katanya.

Ia mengaku secara aktif melakukan komunikasi dengan seluruh stakeholder, dengan Kepolisian, Kejaksaan, DPRD Sulsel, dan seluruh lembaga yang berkaitan dengan pendidikan. Kemudian Muhammadiyah, NU, Wahdah, Yayasan Katolik, Yayasan Kristen dan seluruh elemen lainnya. (rud)