GOWA, UJUNGJARI.COM — Awal dibentuknya Satuan Polisi Pendidikan (Satpol Pendidikan) di Kabupaten Gowa diprakarsai Bupati Gowa periode 2009-2015 yakni H Ichsan Yasin Limpo. Program yang menjadi salah satu inovasi pendidikan di Gowa ini dibentuk Ichsan YL pada tahun 2013 dan berlangsung hingga periode bupati berikutnya.

Personil Satpol Pendidikan direkrut bertahap sesuai jumlah sekolah yang dijaga. Lambat laun, jumlah personil makin bertambah. Dan saat ini jumlah Satpol Pendidikan kurang lebih 500 orang. Mereka bertugas di 412 SD dan 107 SMP. Satpol Pendidikan juga dibekali sepeda motor, tugasnya yang utama adalah membantu menjemput siswa atau guru yang berdomisili agak jauh dari sekolah agar tidak terlambat tiba di sekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Salah satu alasan Pemerintah Kabupaten Gowa saat itu membentuk Satpol Pendidikan karena banyaknya keluhan pihak sekolah bahwa masih banyak guru telat masuk mengajar, masih banyak siswa yang cenderung terlambat datang. Makanya pemerintah menginisiasinya dengan menghadirkan Satpol Pendidikan ini. Dan alhamdulillah sampai sekarang berjalan baik,” jelas Adnan.

Dalam talkshow bertajuk program publik service yang dilakukan salah satu televisi swasta ini, Rabu (28/2/2019) sore kemarin juga menghadirkan seorang pengamat kebijakan publik lulusan Jepang yakni Ishak Rahman.

Adnan menjelaskan bahwa personil Satpol Pendidikan ini direkrut secara bertahap melalui seleksi ketat yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gowa. Mereka yang direkrut adalah masyarakat yang tinggal dan berdomisili di lokasi yang akan ditempatkan.

” Jadi intinya, Satpol Pendidikan ini dibentuk untuk mengurangi biaya operasional para guru-guru. Fungsi utamanya dari Satpol ini menjemput dan mengantar guru-guru yang jarak rumahnya ke sekolah kurang lebih 3 kilometer untuk memastikan guru- guru tersebut bisa datang tepat waktu melaksanakan tugasnya. Jadi tugas utama mereka yakni menjemput guru utamanya guru honorer yang terlambat masuk ke sekolah. Ini sering terjadi pada sekolah-sekolah yang berada di kawasan pinggiran atau pegunungan karena terkendala kurangnya alat atau biaya transportasi. Selain itu juga untuk mengoptimalkan layanan pendidikan. Bagaimana layanan pendidikan bisa optimal jika gurunya atau siswanya terlambat datang,” terang Adnan.

Dalam bertugas Satpol Pendidikan mengenakan seragam layaknya Satpol PP. Mereka ini akan berada di sekolah sepanjang kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

“Sepanjang kegiatan belajar mengajar berlangsung Satpol Pendidikan ini akan berada di lokasi sekolah untuk mengantisipasi masuknya gangguan terhadap berlangsungnya proses belajar dari luar sekolah,” tambah Bupati Gowa ini.

Terkait Satpol Pendidikan ini, Ishak Rahmat sangat salut. Dia sangat mengapresiasi adanya Satpol Pendidikan di Kabupaten Gowa. Menurutnya ini suatu inovasi yang memanfaatkan perlibatan masyarakat.

“Dalam sektor pendidikan apalagi pendidikan dasar dan menengah itu selalu ada tiga komponen yang harus selalu bersinergi yaitu sekolah, masyarakat dan keluarga.
Nah ini yang terjadi dari inovasi pendidikan yang ada di kabupaten Gowa karena masyarakat menjadi bagian dari wakil keluarga sekaligus wakil sekolah karena dia memastikan bahwa guru atau murid hadir untuk melaksanakan kewajibannya,” kata Ishak Rahmat.

Dirinya juga berharap bahwa apa yang saat ini dilakukan Pemkab Gowa dapat diadopsi oleh pemerintah untuk dijadikan program nasional yang diterapkan di seluruh kabupaten/kota lainnya.

“Saya berharap bahwa apa yang dilakukan oleh Pemkab Gowa dapat diadopsi oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud karena letak geografis di beberapa wilayah di Indonesia hampir sama di Kabupaten Gowa bahkan ada yang lebih buruk lagi,” kata Ishak. (saribulan)