MAKALE, UJUNGJARI.COM — Pilkada Tana Toraja tinggal menghitung hari, masyarakat pelosok terpencil justru melapor paslon tertentu melakukan tekanan dan intimidasi sepekan terakhir.
Frans Lading, tim hukum pasangan No 1 Theofilus Allorerung-Zadrak Tombeg (The-Za) juga mendapat laporan tersebut. Ia mengatakan, intimidasi adalah perbuatan melawan hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masyarakat jangan takut, tim hukum The-Za tidak tinggal diam, kita lawan, bahkan ratusan sarjana hukum pendukung The-Za siap mendampingi,” tegas Frans Kading.
Anggota dewan Fraksi Demokrat DR Kristian H. P. Lambe, juga meyesalkan adanya perbuatan tidak terpuji oleh paslon tertentu memanfaatkan bantuan UMKM, KIS, PKH, beras, bedah rumah, yang merupakan bantuan Presiden, diduga dipolitisir salah satu paslon.
Menurut Kristian Lambe, sangat berbahaya ASN yang turut mengkampanyekan paslon tertentu, apalagi manfaatkan bantuan pusat dan mengumpulkan KTP dipelosok terpencil dengan janji dan iming-iming tidak jelas.
Senada dengan Kristian, Ketua FKPPI Tana Toraja Jansen Godjang membenarkan kabar intimidasi tersebut membuat masyarakat ketakutan.
Menurut Jansen, pihaknya tidak membiarkan masyarakat dalam tekanan, FKPPI siap kerahkan semua pengurus dan anggota mengawasi di lapangan.
Dia menjelaskan Pilkada adalah pesta demokrasi memilih pemimpin secara santun dan bermartabat, bukan dengan cara intimidasi untuk meraih kemenangan.
“Masyarakat harus tabu, dan sadar akan haknya, jangan dibodohi, apalagi hanya dengan janji, ayo kita lawan diskriminatif,” tutup Jansen. (agus)