BULUKUMBA, UJUNGJARI.COM — Publik Bulukumba khususnya pengguna sosial media dihebohkan dengan beredarnya foto Sarung bertuliskan Kacamatayya, tagline milik nomor urut 3, Tomy Satria Yulianto-Andi Makkasau.

Sarung tersebut diduga milik Paslon nomor urut 3, yang akan diberikan ke pemilih, tak berangsur lama, foto serupa kembali beredar namun bertuliskan Harapan baru, sarung tersebut itu diduga milik Paslon nomor urut 4, Andi Muchtar Ali Yusuf-Andi Edy Manaf.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kacamatayya, Hj Hilmiaty Asip, menyikapi santai, menurutnya ramainya postingan dan foto sarung yang beredar di sosial media adalah hal yang biasa. Pun tuduhan yang dialamatkan ke pihak Kacamatayya, ikut ditanggapi dingin sebagai bagian dari bumbu-bumbu politik jelang pencoblosan.

“Sejujurnya kami dari pihak Kacamatayya, tidak khawatir, karena memang kita tak melakukan itu, kalau kita yang dituduh, biarkan menjadi ladang pahala untuk kami, itu domain Bawaslu menelusuri itu, pun izinkan kami meluruskan ini,” katanya.

Yang aneh lanjut dia, jika Kacamatayya yang dituding sebagai kepemilikan sarung, padahal foto sarung yang beredar luas dengan motif sama itu juga melekat pada salah satu paslon lainnya.

“Tapi kok aneh yah, hanya Kacamatayya yang dituding, lain berbuat selalu kami yang disalahkan, Apakah semua yang terjadi meski kelakuan pihak lain, selalu Pak Tomy yang disalahkan?,”ucap Hj Hilmiaty.

Hj Hilmiaty menjelaskan, Adanya beredar luas tentang foto sarung bertuliskan Kacamatayya, itu dicetak oleh warga bernama Mawar Parni , atas inisiatifnya sendiri, dengan alasan sebagai pengikat kepada tim dan konstituen.

“Jadi dulu menjadi bagian kacamatayya, mungkin beliau keluar karena, usulannya untuk mencetak sarung itu kami tolak oleh teman -teman tim di Kabupaten, jadi Ibu Mawar ini, kami telusuri adalah salah satu tim paslon lain,” jelasnya.

Sebelumnya juga, Mawar pernah menghubungi Bandri Alang ketua Relawan Permata, untuk mencetak logo kacamatayya di sarung tersebut, namun ditolak karena dalam keputusan rapat tim, tak ada pembagian sarung ke calon konstituen.

“Jadi mungkin setelah beberapa orang tim di Kabupaten dihubungi sama Ibu mawar, tidak diberi respon karena kami sepakat untuk tidak memberikan sarung kepada siapapun, sehingga ada perasaan kecewa mungkin, dan setelah itu sudah lama tidak ikut gabung di acara kampanye dan acara internal dan akhirnya merasa ditinggalkan, mungkin yah itu salah satu penyebabnya akhirnya beralih dukungan,” paparnya.

Meski demikian, Pihaknya mengaku menanggapi dingin dan enggang terhanyut dalam politik yang tak mendewasakan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Mungkin ini yang dinamakan lempar batu sembunyi tangan, dan Bawaslu memang harus turun tangan mengclearkan ini masalah. Kedepan saya yakin akan banyak lagi kasus seperti ini, karena ujung-ujungnya, semua salah Tomy,” ucapnya. (*)