BARRU, UJUNGJARI.COM — Debat kandidat paslon bupati dan cawabup Barru rencana digelar tiga kali.

Akademisi sekaligus pengamat politik tetap mengunggulkan pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 2 di Pilkada Barru, Suardi Saleh-Aska Mappe (SS-AK) bakal lebih menguasai debat kandidat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Debat pertama ini akan digelar (27/10) di hotel Gammara di kawasan Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Luhur Prianto menilai, SS-AK sangat memungkinkan mengungguli kandidat lainnya dalam penguasaan materi debat. Apalagi, Suardi Saleh merupakan bupati yang teruji kepemimpinan dan pengalamannya.

Ditambah lagi selama ini, baik Suardi maupun Aska sangat konsisten memaparkan 10 program unggulannya yang diyakini penyempurnaan dan lanjutan dari program di periode pertama Suardi Saleh.

“Program ini menjadi magnet tersendiri bagi pasangan SS-AK untuk dapat meraih simpati dan dukungan dari masyarakat Barru, sehingga bisa kembali melenggang memimpin untuk kedua kalinya”, kata Luhur, Sabtu (25/10).

Ia mengurai, program yang ditawarkan SS-AK menjadi salah satu solusi yang dibutuhkan warga. Seperti di bidang pendidikan, Suardi Saleh mampu membuat terobosan dengan
melakukan kerjasama, seperti Universitas Hasanuddin (Unhas).

Begitu juga di bidang pertanian, pasangan ini punya komitmen melaksanakan modernisasi pertanian. Diantaranya menyediakan traktor hingga mesin pemotong padi. Begitu juga dengan perikanan, akan memberikan bantuan mesin dan perahu.

Sedangkan untuk kesehatan, Suardi Saleh bersama Aska Mappe menyediakan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit keliling. Termasuk membangun rumah singgah. Karena itu, jika pemilih berdasarkan pada program, maka besar kemungkinan memilih SS-AK.

“Seberapa besar proporsi pemilih rasional di Barru. Karena biasanya hanya pemilih rasional yang preferensi memilihnya berbasis program. Kalau tipe pemilih tradisional, preferensi memilihnya lebih pada aspek sosio-psikologis,” jelasnya.

Ia mengatakan jika pemimpin petahana selalu punya previlege pada soal kedekatan dengan pemilih. Terutama jika di masa kepemimpinan incumbent mampu membangun kedekatan warga dari program yang dijalankan.

“Apalagi kalau karakter pemimpin petahana ini dipersepsi cukup merakyat. Tentu incumbent punya diferensiasi di banding calon lain yang baru bersosialisasi di momen Pilkada,” pungkas Luhur.  (udi)