GOWA, UJUNGJARI.COM — Tahun 2020 mendatang Kabupaten Gowa sudah protapkan sebagai tahun infrastruktur. Hal ini didasari dari upaya Pemerintah Kabupaten Gowa untuk menata infrastruktur apalagi pasca bencana alam akhir Januari 2019 lalu.

“Semua kerusakan infrastruktur saat ini bukan lagi gambaran sedikit tapi banyak. Apalagi ada tambahan kejadian bencana alam yang sifatnya tidak bisa kita prediksi sehingga kita berharap perbaikan atau pembangunannya ada sokongan anggaran dari pemerintah pusat dan provinsi,” kata Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Gowa, Mundoap, Jumat (15/2/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Mundoap, Pemkab Gowa saat ini memberlakukan pola efisiensi anggaran. Salah satunya dengan cara membangkitkan budaya gotong royong masyarakat.

“Contohnya perbaikan jalan dan jembatan yang sudah mau putus di
Dusun Paranakeng, Desa Parangloe, Kecamatan Biringbulu. Jalan dan jembatan itu mau putus diterjang longsor dan kami coba menanganinya dengan gotong royong. Alhamdulilah berkat gotong royong, jalan itu sudah bisa diperbaiki. Kita bisa efisiensi anggaran. Sekarang kita berlanjut untuk pembenahan jembatannya. Jadi pembiayaannya semuanya swadaya bersama. Mudah-mudahan diikuti oleh semua daerah (kecamatan) yang jembatannya juga mengalami kerusakan,” jelas Mundoap disela peresmian Masjid Nurul Yasin Pemkab Gowa.

Dikatakan Mundoap, dengan adanya pola kebersamaan dalam menangani infrastruktur pasca bencana ini maka semuanya bisa dimaksimalkan.

“Sebenarnya jika akan dialokasikan anggaran untuk penanganan infrastruktur pasca bencana ini, maka harus melalui Dinas BPBD. Tapi sebenarnya tidak bisa juga semuanya karena pasti terbataslah. Karena itu tetap harus ada backup pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,” kata Mundoap.

Kerja gotong royong tidak hanya dilakukan warga di Paranakeng Biringbulu tapi hal sama juga dilakukan warga di Dusun Lantaboko, Desa Bontokassi, Kecamatan Parangloe.

Dimana warga setempat bersama unsur Tripika, guru hingga ibu-ibu rumahtangga bergotong-royong membersihkan material longsor di dua titik di satu jalur poros dusun tersebut. Titik longsor pertama sepanjang 50 meter dan titik kedua sepanjang 80 meter.

Kades Bontokassi Haeruddin didampingi Kadus Lantaboko Haeruddin mengaku salut atas partisipasi aktif masyarakat ikut membersihkan jalur jalan yang tertutupi longsor.

“Yah meski secara manual alhamdulillah jalanan ini sudah bisa dilalui kendaraan. Tapi tetap harus hati-hati,” kata Kades Bontokassi Haeruddin.

Ditambahkan Kadus Lantaboko Haeruddin, gotong royong pembersihan jalan tersebut telah dilakukan masyarakat sejak dua pekan berjalan.

“Hari Minggu 10 Februari kemarin kedua titik jalan yang tertutupi material longsor sudah bersih,” kata kadus. (saribulan)