BULUKUMBA, UJUNGJARI — Komunitas Poros Baru mantap mendukung pasangan Tomy Satria Yulianto – Andi Makkasau di Pilkada Bulukumba 9 Desember 2020 mendatang.

Hal ini ditandai dengan deklarasi dukungan Poros Baru kepada pasangan yang menggunakan tagline Kacamatayya itu di MN Cafe, Jalan Lanto Dg Pasewang, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Selasa (11/8/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Presidium Poros Baru, Iwan Salassa mengatakan dukungan itu dimantapkan tidak serta merta. Ada dialektika panjang yang dilakukan bersama Tomy Satria maupun Andi Makkasau. Dialektika dalam mempertemukan gagasan untuk Bulukumba yang lebih baik di masa mendatang.

“Ada dialektika panjang yang kita lakukan sebelum mengambil keputusan. Hampir semua calon kita ajak berdiskusi dan temui, mendengarkan gagasan dan rencana membangun Bulukumba. Dan secara obyektif kita menjatuhkan dukungan ke pasangan Kacamatayya,” kata Iwan Salassa.

Dia melanjutkan, alasan kedua adalah peluang menang dengan melakukan komparasi berbagai hasil survei yang ditemukan.

“Temuan kita bahwa pasangan Tomy Satria – Andi Makkasau berada pada posisi top survei. Sehingga kita mengambil kesimpulan bahwa pilihan yang tepat adalah Kacamatayya,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan kesamaan gagasan antara Tomy Satria – Andi Makkasau. Dimana Tomy Satria adalah orang yang telah banyak mengabdi di NGO sementara Andi Makkasau adalah pengusaha berbasis ekonomi kerakyatan melalui Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Berkat.

“Koperasi itu secara dekat membangun ekonomi kerakyatan, NGO dekat dengan pemihakan kaum maeginal. Yang jauh lebih penting egaliter, potret kepemimpinan kerakyatan kekinian menjadi pijakan dasar,” ungkap dia.

“Beliau pemimpin egaliter. Membangun hubungan tanpa batas. Bukan hubungan atas bawa, tapi kita membangun kesetaraan. Beliau Low profile, bersahabat seperti berhubungan dengan teman-teman kita sehari-hari,” kata dia.

Sementara itu, Tomy Satria membenarkan bahwa hubungan persahabatan dengan Presidium Poros Baru Iwan Salassa sudah dibangun sejak lama. Bahkan pada jelang Pilkada 2015 lalu telah membangun dialektikan namun saat itu Iwan Salassa memiliki jalan politik berbeda.

“Mungkin saat itu gerbong Poros Baru ingin menguji saya selama lima tahun. Ini adalah sebuah penantian panjang agar bersama dengan Poros Baru memenangkan Pilkada di tahun 2020,” tandasnya. (amin)