MAKASSAR, UJUNGJARI–12 dari 15 proyek pembangunan gedung puskesmas tahun 2018 di Kota Makassar yang hingga kini belum rampung pembangunannya, terus menjadi sorotan publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Amburadulnya pekerjaan proyek ini diduga lantaran adanya kongkalikong.
Direktur Eksekutif Center Information Publik (CIP) Zulfiadi Muis di Makassar kepada wartawan, Jumat (8/2/2019) menegaskan, kuat dugaan kalau proyek pembangunan puskesmas tahun 2018 di 15 Kecamatan di Makassar
Sarat dengan konkalikong. Indikasinya, hingga akhir tahun ada 12 dari 15 pembangunan proyek puskesmas yang belum rampung. Salah satunya di Pulau Kodingareng.
” Ini harus diusut tuntas oleh aparat penegak hukum. Diduga ada permainan atur atur proyek. Nah, ini yang harus dicari tahu, siapa yang bermain dalam pengaturan itu. PPK proyek ini harus dipanggil dan diperiksa oleh aparat penegak hukum,” tukasnya.
Dari data yang diperoleh, dari 15 proyek pembangunan Puskesmas di Kota Makassar, hanya tiga unit yang selesai tepat waktu. Yakni Puskesmas Rappokalling dengan anggaran Rp2,85 miliar, Puskesmas Tamangngapa senilai Rp4,6 miliar dan Puskesmas Pembantu Pulau Langkai sebesar Rp2,2 miliar.
Sementara itu, 12 proyek pembangunan Puskesmas lainnya masih bermasalah dan dalam tahap perampungan. Dugaan pelanggaran dan penyelewengan anggaran ditemukan karena 12 proyek bangunan tersebut telah dilaporkan rampung 100 persen, dengan realisasi pencairan anggaran telah lunas.
“Data yang kami terima, ada enam proyek Puskesmas yang sudah menyeberang tahun atau pembangunan tidak selesai. Ada juga enam proyek Puskesmas yang mendapat addendum atau perpanjangan waktu pengerjaan,” terang seorang jaksa penyidik di internal Kejati Sulsel.
Sebelumnya, beredar informasi via whatapp akan adanya sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) mengedarkan undangan akan melakukan aksi unjuk rasa terkait masalah proyek ini. Namun kenyataannya, tidak ada aksi unjuk rasa. (*)