GOWA, UJUNGJARI.COM — Dinas Pendidikan Gowa memiliki banyak pekerjaan ekstra pasca bencana banjir dan longsor menimpa sebagian wilayah Kabupaten Gowa.
PR bagi Disdik saat ini adalah memulihkan trauma pada anak-anak korban bencana termasuk memikirkan aktivitas belajar mereka dan kebutuhan para anak yang kini kehilangan pakaian, buku-buku, tempat belajar, ijazah-ijazah hingga kepada kehilangan rasa percaya diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk kegiatan pemulihan trauma anak, Disdik telah menggencarkan trauma healing (pemulihan trauma) itu dengan memberikan kegiatan positif agar anak-anak tidak lagi memikirkan kondisi terburuk banjir dan longsor yang dialami sepekan lalu.
Kadis Pendidikan Gowa Dr Salam kepada media di ruang kerjanya, Jumat (1/2/2019) sore mengatakan, sejak terjadinya bencana musibah banjir dan longsor di Gowa maka langkah penanganan yang ditempuhnya pertama adalah pendirian posko-posko pengungsian di daerah terdampak bencana.
Ada 12 unit sekolah terdampak bencana banjir dan longsor dimana dalam 12 unit itu terdapat dua sekolah mengalami kerusakan akibat tertimpa.longsor yakni SDI Parangberu Desa Buakkang Kecamatan Bungaya dan SDI Pattiro di Dusun Pattiro Desa Pattallikang Kecamatan Manuju. Sedang 9 unit sekolah lainnya adalah terdampak banjir dan mengalami kerusakan sedang dan ringan yakni Kecamatan Somba Opu yakni SDI Mangasa l, SDI Mangasa dan SD Paccinongang Unggulan, SDI Taeng-taeng, SMPN 3 dan SMPN 4 Sungguminasa.
Untuk Kecamatan Pattallassang meliputi SDI Sailong dan untuk Kecamatan Pallangga yakni SDI Kampung Parang dan SDI Ana Gowa. Kecamatan Tombolopao yakni SDI Sangkarana dan SDI Balasuka dan
SDI Kaluarrang di Kecamatan Bontonompo.
“Karena adanya bencana alam ini 12 sekolah rusak. Ada yang rusak parah, rusak sedang dan rusak ringan. Seperti SDI Parangberu Desa Buakkang di Kecamaran Bungaya. Sekolah ini terbilang parah sebab pagarnya hilang tanpa bekas serta sejumlah gedung belajar rubuh. Hanya ada sebagian gedung sekolah yang tidak kena longsoran. Demikian pula SDI Pattiro sebagian ruang kelasnya rusak. Karena itu para muridnya sempat kita liburkan sepekan dan mulai kemarin mereka sudah masuk belajar dengan menempati ruangan kelas yang bagus. Belajarnya disatukan. Ini bagi sekolah yang terkena dampak langsung bencana. Ada juga sekolah yang tidak terkena dampak langsung bencana yakni di Kelurahan Sapaya Kecamatan Bungaya sekolahnya tetap bagus namun anak-anak tidak bisa pergi sekolah karena akses jalan menuju sekolahnya tertutup matrial longsor. Kami sementara berkomunikasi terus di kepseknya sebab kepseknya sendiri belum bisa tembus akses menuju sekolahnya sebab jalur ke sekolah bukan jalur utama jalan,” jelas Salam.
Dikatakan Salam, langkah kedua yang dilakukan Disdik setelah menyiapkan posko pengungsian yakni memberikan taruma healing bagi anak-anak.
“Pada hari ketika pasca longsor tim trauma healing Disdik mulai gencar melakukan itu. Pada Kamis 31 Januari lalu tim trauma healing kita dibagi dua. Tim 1 melakukan trauma healing di SD Pangkabinga, SD Biringkaloro dan SD Mangngalli. Sedang Tim 2 di dataran tinggi yakni di SD Pattiro Manuju. Disamping kita lakukan trauma healing untuk anak-anaknya maka orangtuanya kita beri pencerahan rohani. Dalam trauma healing ini Ibu Bupati Gowa (Ketua TP PKK Gowa) ikut berperan didalamnya. Kesedihan yang mereka alami (bencana) tidak kita perlihatkan namun kita support para orangtua untuk bangkit menata kehidupannya kembali,” kata kadis.
Upaya Disdik selanjutnya tambah Salam adalah pengadaan peralatan sekolah anak. ” Dari para dermawan kita telah membantu pakaian sekolah mulai dari baju, rok, celana, sepatu hingga alat tulis buku dan tas.
“Kurang lebih 2.000 paket pakaian sekolah sudah kita disttibusikan ke anak-anak yang membutuhkan. Dan kita terus mendata anak-anak sekolah lainnya sebab rata2 yang korban banjir pakaian sekolahnya sudah terbawa air dan yang korban longsor harta bendanya termasuk pakaiannya tertimbun longsor. (saribulan)