GOWA, UJUNGJARI.COM — Berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP), Kabupaten Gowa masih masuk dalam kategori daerah rawan pemilu dengan persentase 47,9 persen.
Komisioner Divisi Pengawasan dan Hubungan Antarlembaga Bawaslu Gowa, Juanto mengatakan, Sulsel secara keseluruhan ada di posisi 79,6 persen atau rawan. Sedangkan Gowa dengan persentase seperti itu, masih di zona rawan namun bersifat sedang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Itu sudah lumayan karena dibawah 50 persen. Ini yang harus kita jaga bersama dengan seluruh stake holder termasuk pemda agar tercipta komitmen pemilu yang bersih dan aman,” ujarnya, Rabu (31/1/2019).
Dia mengatakan, ada 7 indikator kerawanan pemilu. Seperti keterlibatan ASN, letak geografis, logistik, hak suara maupun penyebaran berita hoax atau bohong.
Karena itu, Juanto meminta ASN untuk netral dan tidak terlibat dalam tindakan yang justru merugikan. Selain itu tidak ikut memposting atau memberi pernyataan terkait urusan politik.
“Saat ini memang yang menjadi fokus kita netralitas ASN dan politik uang. ASN jangan dijadikan motor atau tunggangan kepentingan politk sedang politik uang jangan dijadikan instrumen atau alat untuk mencari suara yang mempengaruhi hak pilih seseorang,” jelasnya.
Untuk meminimalisir kerawanan pemilu lanjutnya, pihak Bawaslu melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti memberi imbauan lisan pada masyarakat. Selain itu imbauan tertulis baik pada ASN, Polri, kades dan perangkatnya, agar tdk terlibat politik praktis.
Bawaslu juga melakukan pendidikan politik dalam bentuk desa sadar pemilu yang sifatnya jangka panjang baik sebelum pemilu, saat pemilu, dan pasca pemilu.
Dia mencontohkan Desa Sadar Pemilu di Desa Manimbahoi dan Desa Parigi. Di desa ini masyarakat diadvokasi sehingga siap menghadapi Pemilu, Pileg dan Pilpres.
Terpisah, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan, di Sulsel saat kontestasi Pemilihan Gubernur Sulsel berlangsung, diklaim zona merah.
Begitu pula Gowa juga diklaim sebagai daerah zona merah. Makanya Adnan tak yakin Gowa zona merah. Hal itu dibuktikannya ketika pesta demokrasi berlangsung khususnya Pilkada Gubernur kemarin, Gowa zona hijau.
“Tapi saat pelaksanaannya ternyata hijau saja. Dan kalau kita sama-sama komitmen menjalankan pemilu legislatif dan presiden yang jujur dan bersih pasti berjalan aman dan kondusif,” kata Adnan.
Dia menambahkan, penyelenggaraan pemilu kali ini menjadi hal baru karena dalam satu waktu pemilihan legislatif dan presiden. Hal ini akan membutuhkan perhitungan cukup lama.
“Kalau dulu satu hari satu malam perhitungan bisa dituntaskan. Sekarang ini bisa dua hari dua malam bahkan tiga hari tiga malam,” kata Adnan baru-baru ini di rujabnya. (saribulan)