ENREKANG, UJUNGJARI.COM –Di tengah pandemi Covid 19, aktivitas jual beli di pasar Sentral Belajen Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang tetap ramai dipadati warga setempat dan warga luar daerah.

Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona di pasar tersebut yang mengkhawatirkan, Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kelurahan setempat dibantu TNI/Polri melakukan melakukan sweeping pemeriksaan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagi pengunjung dan pedangang yang berdomisili di daerah lain Kabupaten tetangga, seperti Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Kabupaten Tana Toraja, mereka diminta untuk pulang.

“Warga luar kabupaten kita minta untuk pulang dulu.Nanti setelah kondusif baru diperbolehkan menjual kemabali,” kata Abdul Salam saat ditemui di lokasi sweeping KTP.

Dari pantauan media ini, Selasa 12 Mei 2020 para pengunjung dan pedangang masih terlihat ada yang tidak menggunkan masker saat berda di tengah kerumunan, meski pemerintah selama ini terus mengkapanyekan physical distancing jaga jarak dan memakai masker sejak virus mematikan merebak.

Namun anjuran pemerintah itu diabaikan oleh warga. Upaya pemerintah melakukan sosialisasi meniadakan kegiatan yang mengundang lebih dari 20 orang ataupun penerapan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Enrekang nampaknya masih belum efektif.

Hal itu terlihat di pasar Sentral Belajen. Di pasar yang terletak di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla-Enrekang, Jumat (08/05/2020) siang kembali ramai sperti semula.

Bukan tanpa alasan para pedangang mengaku terpaksa berjulan disaat pandemi Covid-19 karena tuntutan hidup (ekonomi) mereka.

“Sebenarnya saya takut corona tapi mau diapa, ini faktor kehidupan dan semua orang takut (corona).Dari pada mati keleparan ki karena tidak adami aset simpanan di rumah, terpaksa saya berjulan kembali walau itu melanggar anjuran pemerintah demi sesuap nasi untuk keluarga,”kata Sanaria salah seorang pedangan pakain saat ditemuai di Pasar Sudu.

Menurutnya,jika seandainya masih banyak simpanan (omzet) nya dan ada suami yang mencarikan nafka.Janda beranak satu ini tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona di daerahnya.

“Seandainya masih banyak omzet saya dirumah saya tidak akan melanggar anjuran pemerintah,”jelas Sanaria sembari mengatakan dengan dialeg Duri-Enrekang-nya “Yakela denni muaneku pangagaranna eda kulamale pasak tiro doi,” yang artinya Seandainya ada suamiku carikan ka uang saya tiadak akan kepasar cari uang.

Hal senada juga disampaikan Rahim, ia terpaksa kembali mendagangkan danganya (pakaian) dengan mengabaikan himbauan pemerintah dengan alasan faktor ekonomi.

“Saya berjulan kembali karena faktor ekonomi untuk memenuhi kebutahan keluarga di rumah,”ujar pria paru baya ini. (Suka)