BULUKUMBA, UJUNGJARI.COM — Jumat malam (8/5/2020), Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto menyambangi kecamatan Bulukumpa. Daerah yang berada di bagian utara kota Bulukumba, tempat pria berkacamata itu dibesarkan hingga menyelesaikan masa sekolahnya di SMA.

Malam hari, sekira pukul 10.00, pria berkacamata itu mendatangi posko penanganan covid-19 di daerah yang dikenal pertama kali dikibarkan sangsaka merah putih di Butta Panrita Lopi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tak dikawal sejumlah ajudan. Hanya berdua dengan sopirnya, pria dikenal ‘Sombere’ itu datang untuk memastikan kesiaagaan dan kesigapan para petugas dan relawan covid-19 di Bulukumpa.

Layaknya reunian dengan sejumlah sahabatnya, Tomy mengobrol dengan petugas tanpa sekat. Begitu pula dengan relawan covid yang didominasi pemuda millenial. Mereka memecah keheningan malam dengan tawa dari obrolan kocak diantara mereka.

Kopi hitam dalam gelas bening berukuran jumbo dipersiapkan khusus untuk Tomy Satria kata baristanya, agar Wabup muda itu kuat untuk begadang. Ia bersama camat Bulukumpa, Salman Z Patongai dan sejumlah petugas menyeruput kopi di tengah gempuran dingin daerah Bulukumpa.

Tak lupa, di sana petugas Covid19 bersiaga dengan sejumlah alat tempurnya. Masker, Handsanitizer, dan ‘Handy Talk’ sebagai alat komunikasi jadul lintas daerah yang ‘on’ 24 jam memantau situasi dari setiap daerah lainnya.

Selaku pimpinan daerah, tentulah pria kelahiran 14 Juli 1974 itu mendengar curhatan para petugas. Terutama tantangan melakukan pendataan jalur pendatang di Bulukumpa. Termasuk pula perjuangan petugas melakukan pendekatan persuasif kepada para warga pendatang yang kemudian ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Sembari menyeruput Kopleng alias Kopi Lekleng (Kopi Hitam, Red), Tomy banyak berbagi kisah bagaimana ia menjadi relawan kemanusiaan di masa mudanya. Masa sebelum pria kelahiran Ballasaraja, Bulukumpa itu menyatukan dirinya dengan dunia birokrat di kabupaten pengrajin Pinisi, Bulukumba.

Katanya, relawan kemanusiaan itu memang adalah kerja-kerja sosial yang nilainya tak bisa ditambah, dikali, terlebih dibagi. Menjadi relawan adalah bentuk kepedulian yang hakiki dalam setiap insan manusia.

“Tantangan kita ke depannya, bagaimana kita mempersiapkan diri dan bertahan menghadapi ujian bencana non alam ini. Pemerintah Bulukumba telah melakukan banyak upaya dalam penanganan covid19. Penyaluran bantuan ke pada warga terdampak, telah dilakukan sejak berapa hari ini, ” Kata mantan legislator Bulukumba itu.

Tomy Satria mengakui, dampak covid19 sangat terasa di tengah-tengah masyarakat. Utamanya bagi pelaku UMKM di Bulukumba.

“Berapa banyak para pelaku UMKM kita yang benar-benar kesepian karena covid19. Pemerintah melalui Dinas UMKM sedang melakukan pendataan bagi mereka yang terdampak, untuk kemudian disalurkan bantuan. Kita berharap ujian ini segera berakhir. Kita ingin kembali hidup normal seperti sedia kala. Bertemu dan saling menyapa, saling bercanda dan saling menghibur, saling berbagi dan saling peduli, ” Katanya.

Obrolan dengan penuh candaan itu tersaji hingga larut malam tiba. Waktu sahur sebentar lagi datang, pesan Tomy Satri kepada para relawan, katanya yang terpenting saat ini bagaimana kepedulian antar sesama.

Wabah Covid19 bukanlah sebuah aib yang perlu dihindari namun tetap diwaspadai. Yang terpenting, tetap mengedapankan protokoler kesehatan dikehidupan sehari-hari. Patuh imbauan pemerintah, dan beribadah di rumah sesuai anjuran MUI.  (amin)