ikut bergabung

Gubernur Pimpin Upacara HAB Kemenag Sulsel


Makassar

Gubernur Pimpin Upacara HAB Kemenag Sulsel

 

MAKASSAR, UJUNGJARI–Gubernur Sulawesi Selatan, H. Nurdin Abdullah memimpin upacara, dalam rangka memperingati hari amal bakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) tingkat Sulsel, di aula Asrama haji Sudiang Makassar, Jumat 3 Januari 2020.

Gubernur selain membacakan amanat Menteri Agama, juga menyematkan penghargaan satyalencana karya satya, kepada ASN Kemenag yang telah mengabdi selama 10, 20 dan 30 tahun. Hadir Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Anwar Abubakar, para kepala Bidang dan pembimas.

Menurut gubernur, penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan, tidak boleh dipisahkan, apalagi dipertentangkan, tetapi harus dalam “satu kotak” untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.

‘’Kesalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama lain. Kita dapat menjadi umat beragama yang saleh, sekaligus menjadi warga negara yang baik,’’ jelas gubernur membacakan Amanat Menteri Agama.

Dikatakan, tugas utama Kementerian Agama, adalah membangun jiwa manusia sebagai landasan terbentuknya mental bernegara yang baik. Meski pembangunan infrastruktur fisik juga dilakukan oleh Kementerian Agama, namun itu dalam rangka menunjang pembangunan jiwa.

‘’Kementerian Agama menyelenggarakan dua fungsi strategis, yaitu fungsi agama dan fungsi pendidikan,’’ jelasnya pada upacara yang juga dihadiri unsur Kemenag Kota Makassar, Balai Litbang Agama Makassar, Balai Diklat Agama Makassar dan UPT Asrama Haji Sudiang.

Tahun ini, sesuai tema HAB Kemenag ke 74, “Umat Rukun, Indonesia Maju”, gubernur berpesan pada enam hal sebagai berikut: pertama, pahami sejarah Kementerian Agama serta regulasi, tugas dan fungsi dalam konteks relasi agama dan negara;

Baca Juga :   MUI Ajak Bangkit dari Pandemi Covid-19 dengan Nilai Islam

Kedua, jaga idealisme, kejujuran, integritas dan budaya kerja Kementerian Agama di tengah arus kehidupan, yang serba materialistis, selaraskan antara kata dengan perbuatan, sesuaikan tindakan dengan sumpah jabatan;

Ketiga, tanamkan selalu bahwa bekerja adalah ibadah dan melayani masyarakat adalah sebuah kemuliaan;

Keempat, perkuat ekosistem pembangunan bidang agama antar sektor dan antar pemangku kepentingan, baik sesama institusi pemerintah, tokoh agama, organisasi keagamaan dan segenap elemen masyarakat;

Kelima, rangkul semua golongan dan potensi umat dalam semangat kebersamaan, kerukunan, persatuan dan moderasi beragama sejalan dengan falsafah Pancasila, yang mempersatukan anak bangsa walau berbeda ras, etnik, keyakinan agama dan golongan.

dibaca : 59

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Makassar

Populer Minggu ini

Arsip

To Top