ikut bergabung

Tiga Kandidat Calon Terkuat Ketua PGRI


Sulsel

Tiga Kandidat Calon Terkuat Ketua PGRI

MAROS,UJUNGJARI–Pemilihan ketua PGRI Kab Maros diprediksi akan terjadi pertarungan sengit antara ketiga calon yang akan bertarung pada. 30 Dessember 2019 mendatang.

Diprediksi dua calon yang diunggulkan Andi Patiroi, H Mansur, bersama calon ketiga yang juga merupakan sang Kuda Hitam, H Abd Muis yang juga kepala Bidan Pendidikan dasar dan menengah kabupaten Maros.

Prediksi ini dihasilkan lantaran ketatnya jarak elektabilitas di antara ketiga calon kuat ini, apalagi menurut sumber yang tepercaya, Andi Patiroi sudah mengantongi suara perwakilan dari Cenrana, Mallawa dan Camba (Cemara) yang memiliki elektabilitas terbesar kedua dari Mandai dan Bantimurung.

Selisih elektabilitas yang tinggi terlihat dari berbagai hasil pemetaan. Terakhir, dari hasilnya menegaskan jurang tingkat keterpilihan lebih dominan ke Andi Patiroi yang dapat memiliki suara terbanyak, menyusul H Mansur berada pada posisi kedua dan H Abd Muis berada pada posisi terahir dan hanya dapat mengantongi beberapa suara saja.” Ini baru prediksi jika pada kandindat tidak bekerja dengan baik. Maka ini sangat berpotensi menjadi kenyataan.,” ujar Rustam ketua cabang PGRI Tompobulu.

Dikatakan Rustam, ketiga kandindat calon ketua PGRI priode 2019-2024 masih ada waktu untuk menarik simpatik kepada anggota yang memiliki hak pilih.

Namun demikian hingga tiga hari terahir ini perubahan dukungan mengarah lebih banyak kepada Andi Patiroi, hingga dua rifalnya bakal tersingkir untuk menduduki pososi teratas jika perubahan dukungan tidak berubah menjelang pemilihan ketua PGRI priode 2019-2024.

Baca Juga :   Biciptapera Sidrap Sosialisasikan Program DAK Air Limbah 2022 dan PP Pelaksanaan Bangunan Gedung

Andi Patiroi yang menurut desas-desus adalah sosok yang gampan diajak kerja sama dalam memajukan organisasi PGRI ke arah yang lebih baik.

Namun demikian jika memang pendekatan emosi dan pengaruh yang lebih unggul, maka tentulah calon yang hanya mengandalkan gagasan dalam pencalonannya akan terpojokkan.

Patiroi yang bercita-cita ingin membela guru yang bersalah hukum, masah depan guru honorer harus bekerja keras dalam mempromosikan gagasan kerjanya.”Sejatinya, pada demokrasi yang dituntut ialah bagaimana cara berkampanye dengan menjual program kerja dan ideologi yang berguna meningkatkan rasionalitas para calon pemilih agar mereka bisa memilih calon terbaik.” ujar Rustam.(Askari)

dibaca : 35



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top