MAKASSAR, BKM — Pesatnya perkembangan teknologi telah memengaruhi cara masyarakat melakukan transaksi finansial dari manual menjadi berbasis digital. Data menunjukkan, sekitar 94 persen transaksi perbankan di Indonesia dilakukan melalui digital banking. Sedangkan sisanya 6 persen masih dilakukan di cabang. Hal ini tentu meningkatkan persaingan bagi para pelaku bisnis untuk memenangkan hati konsumen dengan beradaptasi pada kecenderungan transaksi finansial berbasis digital.
Melihat kondisi ini, Bank Mandiri sebagai agent of development mengajak serta regulator, pemerintah daerah, pelaku bisnis, akademisi, dan konsumen di Makassar untuk menemukan solusi memenangkan kompetisi di era digitalisasi finansial yang tengah terjadi.
”Forum diskusi hari ini menjadi momentum penting bagi seluruh komponen masyarakat di Makassar dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Kita perlu memahami peran digital banking dalam meningkatkan pertumbuhan transaksi keuangan di Makassar. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi yang sehat di Makassar akan memberikan dampak positif seperti meningkatnya pendapatan daerah dan investasi,” kata Angga Erlangga Hanafie, Regional CEO X/ Sulawesi dan Maluku yang ditemui pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Bank Mandiri bersama Pewarta Ekonomi Makassar (PENA), di Hotel Novotel Makassar, Rabu (16/1).
FGD ini turut dihadiri Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto. Tampil sebagai narasumber masing-masing Transaction Banking Retail Head Bank Mandiri, Agus Setiawan, pengamat ekonomi, Prof Marzuki DEA, dan Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sulsel/Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Provinsi Sulsel, Tjahjadi Prastono.
Perlu disadari, kata Angga, dunia saat ini berada dimasa sangat menarik. Dimana terjadi banyak perubahan dalam tenggat waktu yang sangat singkat. Perubahan tersebut disebabkan adanya kecepatan pertukaran informasi yang ditunjang dengan perkembangan teknologi.
Dari segi infrastruktur, Indonesia memiliki sekitar 200 juta pengguna ponsel mobile unik. Sebanyak 40 persen di antaranya adalah pengguna smartphone. Artinya, ini adalah akses potensial sangat besar kepada orang-orang yang memberikan kesempatan terobosan. Semua ini mengarah ke era baru digitalisasi jasa keuangan. Ketersediaan teknologi dan kesiapan pasar telah mendorong transaksi berbasis digital dan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Industri finansial di Makassar pun tak lepas dari pengaruh digitalisasi. Tercatat pada triwulan keempat tahun 2018, transaksi non tunai (cashless) di Makassar mencapai Rp38,87 triliun dengan volume sebesar 36,94 juta transaksi. Secara nasional, Bank Mandiri mencatatkan transaksi yang dilakukan nasabah melalui digital banking mencapai 94 persen.
”Walau pun begitu, kami melihat masih ada potensi besar yang bisa digarap di Makassar. Hal ini disebabkan Makassar masih menjadi wilayah di Indonesia timur dengan jumlah pengguna smartphone yang besar. Dimana hal ini merupakan salah satu trigger peningkatan transaksi digital yang cukup potensial,” kata Angga, Regional CEO X/ Sulawesi dan Maluku. (amir)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT