MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Menteri Pertanian RI, Dr Syahrul Yasin Limpo menggelar doa bersama dan zikir saat memasuki rumah pribadinya di bilangan Jalan Pelita Makassar, Sabtu (23/11).
Doa dan zikir diikuti puluhan anak yatim dan pemuka agama. Zikir dan doa dipandu Ketua majelis Ulama Indonesia (MUI) Gowa, KH Abubakar Paka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan rumah dua lantai dengan luas 400 meter persegi ini dibangun perlahan.
“Dimulai dirintis sejak tahun 1999 dan hari ini baru saya rasakan hampir selesai. Namun isi dan interiornya masih desain lama,” katanya.
Mantan gubernur Sulsel dua periode ini mengatakan dari dahulu, ia tidak pernah lama meninggali rumah pribadi. Bahkan sejak menjadi kepala kecamatan, bupati hingga kini lebih banyak menempati rumah dinas.
“Bisa dibayangkan hampir tiga puluh tahun saya tidak pernah urus rumah sendiri,” tutur pria yang akrab disapa komandan ini.
Selain anak yatim, syukuran masuk rumah ini juga dihadiri 30 orang jajaran pengurus Dharma Wanita Departemen Pertanian yang kebetulan datang dari Jakarta untuk melakukan study tour. Rombongan dipimpin Ketua DWP Kementan, Ny drg. Hj. Ayunsri Syahrul.
Dalam suasana kekeluargaan, mantan ketua APPSI dua periode ini menyampaikan terima kasihnya kepada ibu-ibu dari Jakarta yang sempat hadir.
Begitu juga kepada kerabat dekat yang masih peduli kebersamaan. SYL juga mengajak hadirin utk saling menghargai, saling peduli dan saling menyayangi.
Acara masuk rumah ini juga dirangkaikan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan maulid ditandai dengan lomba merangkai bakul nasi/songkolo (kaddo minyak) yang dihiasi telur dekorasi dan goreng ayam kampung.
Ust H.Muksin Ramlan M.Ag. dalam ceramahnya menguraikan peringatan maulid Nabi Muhammad adalah sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiran itu.
Oleh karenanya melalui kesempatan ini, ia mengajak kaum muslimin meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad.
“Bagi seorang mukmin, kecintaan kepada Nabi adalah sebuah keharusan. Salah satunya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Kecintaan kepada nabi harus berada di atas segalanya, bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, bahkan kecintaan diri sendiri,” katanya. (*)