ikut bergabung

Pesantren Nahdhatul Ulum Maros Jadi Model Pesantren Ramah Anak


Para santri Pesantren NU Maros.

Sulsel

Pesantren Nahdhatul Ulum Maros Jadi Model Pesantren Ramah Anak

MAROS, UJUNGJARI.COM–Pesantren Nahdhatul Ulum Kabupaten Maros  terpilih sebagai Model Pesantren Ramah Anak. 

Penetapan ini diselenggarakan berdasarkan hasil assesment pesantren di lima kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan oleh Kementerian Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak RI bekerja sama dan Kementerian Agama RI.

Asisten III Setkab Maros, Sulaeman Samad pada rapat koordinasi dengan pengurus Pesantren Nahdhatul Ulum yang dihadiri pejabat SKPD Pemkab Maros mengatakan terpilihnya pesantren Nahdhatul Ulum sebagai Model Pesantren Ramah anak diharapkan dapat direplikasi ke 27 pesantren lain yang ada di Kabupaten Maros, sehingga nantinya dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, sehat dan berakhlakul karimah.

Pesantren yang ada di wilayah Maros tentunya dapat mengadopsi kiat-kiat yang dilakukan Pesantren Nahdatul Ulum hingga nanti dapat terpilih menjadi pesantren ramah anak,” kata Sulaiman.

Sementara itu Sekretaris Dinas PPPA Provinsi Sulsel Askari menyatakan bahwa setiap lembaga pendidikan yang sistem boarding school atau asrama pasti memiliki tenaga pendidik yang profesional tapi belum tentu memiliki tenaga pengasuh yang profesional. Padahal lembaga pendidikan yang demikian harus menerapkan standar pelayanan minimal pendidikan dan standar nasional pengasuhan di institusi.

“Pesantren ramah anak, Insha Allah akan bisa menjadi lembaga pendidikan dan pengasuhan yang paripurna,” tutup Askari.

Sementara itu, Dodi Hidayat Kabid Partisipasi Organisasi Keagamaan Kementerian PPPA menyebutkan, Ponpes Nahdatul Ulum sudah layak menjadi model atau percontohan pesantren ramah anak. Namun menurutnya masih ada beberapa poin indikator yang harus diperbaiki kedepannya, salah satunya pengadaan layanan kesehatan. 

Baca Juga :   Bank Sulselbar Maros Permudah Pembayaran Pajak Kendaraan

“Bila ada anak sakit segera harus ditangani oleh tenaga yang benar-benar mengerti kesehatan,” kata Dodi.

Selain itu kata Dodi, salah satu indikator Pesantren Ramah Anak yaitu  tidak boleh ada kekerasan di Pesantren, baik fisik maupun psikis, dan manajemen layanan harus terpenuhi serta  sarana dan prasarana di Pesantren harus mendukung anak. 

“Dalam  lingkungan pesantren harus aman, tidak membahayakan santri, yang menuntut ilmu di pesantren tersebut,” jelasnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Maros Idrus menginginkan adanya kerjasama yang terintegrasi antara dunia pesantren dan pihak pemerintah. Dengan begitu menurutnya, kekurangan-kekurangan pesantren dapat diminimalisir. 

dibaca : 69

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top