MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel akan mengawasi pembebasan lahan, untuk persiapan lahan proyek kereta api di Sulsel. Ada beberapa Poin penting yang jadi perhatian Kejaksaan dalam rapat, monitoring dan evaluasi pengadaan pembebasan lahan, proyek kereta api di Sulawesi Selatan.

Salah satu poin pentingnya, kata Kepala Kejati Sulsel, Firdaus Dewilmar, saat ditemui, yakni soal percepatan dalam proses pengadaan dan pembebasan tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Mana yang sudah di validasi dan tidak ada masalah, itu langsung dilakukan pembayaran,” tukas Firdaus Dewilmar, Kamis (26/9).

Sedangkan untuk yang belum kata Kajati, kita akan lakukan validasi lagi. Sekiranya belum mendapat kesepakatan sesuai ketentuan peraturan yang ada, maka gantinya ruginya akan dititipkan ke pengadilan.

Peran TP4D posisinya menurut Firdaus Dewilmar, ialah akan mengawal, mengawasi dan mengamankan proyek strategis nasional ini. “Kejaksaan nantinya akan mengawal dan mengamakan proyek strategis ini dalam perspektif hukum,” tandasnya.

Maka dari itu Firdaus Dewilmar, menuturkan, bahwa pihaknya secara bersama akan mengawal proyek kereta api tersebut. Khususnya di Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Barru.

“Lebih khusus lagi yaitu jalur tonasa dan pelabuhan Garongkong,” sebutnya.

Kalau ini bisa diselesaikan sampai bulan November tahun ini. Pembangunannya Paling lambat sampai Desember, rencananya pihak Menteri Perhubungan, menjanjikan akan menggelontorkan anggaran lagi sebesar Rp2 Triliun. Untuk kelanjutan proyek kereta api tersebut di tahun 2020 nanti.

“Tapi masih ada beberapa bidang tanah yang belum diketahui pemiliknya, yang rencana akan dibebaskan,” tandasnya.

Inilah yang masih terus kita dorong bersama kepala Desa, Camat, Bupati dan penguatan dari Gubernur.

Rencananya persiapan lahan untuk proyek kereta api ini, kata Firdaus Dewilmar, sekitar 100 kilometer lebih. Tapi untuk tahap yang ini, “harus kita pacu itu ada 60 kilometer lagi,” bebernya.

Untuk persiapan lahan sepanjang 40 kilometer, menurut Kajati itu sudah selesai.

“Untuk 60 Kilometer itu untuk Tonasa dan Pelabuhan Garongkong,” pungkasnya.  (mat)