MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Kanwil Kemenag Sulsel sukses menggelar malam puncak Hari Amal Bhakti (HAB) ke 79 Kemenag RI di Asrama Haji Sudiang, Jumat (10/1) malam.
Puncak HAB ke 79 lingkup Kanwil Kemenag Sulsel dihadiri oleh Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H Ali Yafid mengatakan, malam puncak HAB ke 79 di Sulsel merupakan penutupan seluruh rangkaian Hari Amal Bhakti Kemenag RI di Sulawesi Selatan, yang dimulai sejak 6 Desember 2024.
“Ramah tamah ini menutup seluruh rangkaian Hari Amal Bhakti Kementerian Agama yang dimulai sejak 6 Desember yang lalu,” kata Ali Yafid kepada wartawan.
Ali Yafid mengatakan, ada sejumlah kegiatan yang dilaksanakan pada malam puncak HAB Kemenag RI di Aula Arafah Asrama Haji Sudiang.
Mulai dari pembinaan ASN lingkup Kemenag Sulsel yang dilakukan oleh Menag RI Nasaruddin Umar.
Ada juga penandatanganan prasasti pembangunan SBSN tahun 2024, yaitu 10 SBSN Madrasah dan 10 SBSN LHUT.
Tidak hanya itu, malam puncak HAB Kemenag di Sulsel juga dirangkaikan dengan temu tokoh lintas agama.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU dengan 8 PTKIN dan PTKIS di Sulawesi Selatan.
“Ada UIN Alauddin Makassar, IAIN Bone, IAIN Palopo, IAIN Parepare, IAKN Tana Toraja, UMI, UIM, Universitas As’adiyah Sengkang,” kata Ali Yafid.
Pada kesempatan itu, Ali Yafid mengatakan, malam puncak adalah menguatkan silaturahmi ASN lingkup Kanwil Kemenag Sulsel.
Begitu juga dengan jalinan silaturahmi antar tokoh lintas agama di Sulsel.
“Apalagi ada penyemangat malam ini Anregurutta Menteri Agama RI yang merupakan tokoh Sulsel,” kata dia.
Karena itu, para ASN lingkup Kemenag Sulsel, tokoh lintas agama, para rektor PTKIN/PTKIS, FKUB, Pj Gubernur hadir bersama-sama.
Walaupun tidak ada tanya jawab tapi apa yang disampaikan Menteri Agama sangat luar biasa memberi spirit untuk pelaksanaan moderasi beragama di Sulsel,” kata Ali Yafid.
Sementara itu, Menag RI Prof Nasaruddin Umar menyampaikan tantangan besar Kementerian Agama ke depan.
Nasaruddin Umar menjelaskan, keberhasilan Kementerian Agama bukan hanya dilihat pada sederet penghargaan yang diterima.
Melainkan, keberhasilan itu baru tercapai jika agama dan penganutnya bersatu.
Begitu juga dengan para tokoh pemuka agama baru dikatakan berhasil jika umar dan agamanya bisa bersatu.
Ia menjelaskan bahwa kondisi saat ini masih banyak pemeluk agama yang jauh dari agamanya.
“Sekarang apa kata agama dan apa yang dilakukan pemeluknya. Kita bisa lihat,” kata Nasaruddin Umar.
Ia mengatakan, dengan begitu kompleksnya persoalan agama dan pemeluknya maka seharusnya tokoh agama susah tidur.
“Lingkungan pacu kita begitu rasionalnya sementara pemuka agama terlalu dogmatis, terlalu deduktif, tekstual,” ungkapnya.
Ia menyatakan, personalan yang semakin kompleka tersebut menjadi pekerjaan rumah Kementerian Agama dan para tokoh lintas agama
Selain itu, Menag RI Nasaruddin Umar mengingatkan kepada keluarga besar Kementerian Agama bahwa Indonesia adalah negara yang paling stabil saat ini.
“Negara sebagus Indonesia jangan diobok-obok dengan sesuatu yang tidak perlu,” pesannya. (jun)