BANTAENG, UJUNGJARI.COM — Pasangan Calon Bupati Bantaeng nomor urut dua, DR Ilham Azikin – Nurkanita M Kahfi (IAKAN) terus melakukan sosialisi kampanye. Di Desa Lumpangan, Kecamatan Pajukukang, kunjungan IAKAN disambut meriah warga di tempat itu.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Sobi mengakui kepemimpinan Ilham Azikin selama lima tahun terakhir. Dia menyebut, program yang diberikan oleh Ilham Azikin ibarat garam. Manfaatnya dirasakan oleh semua orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kepemimpinan beliau ini ibarat garam. Bukan mutiara,” kata Sobi.
Dia menambahkan, garam memang bernilai murah. Tetapi, dia bisa bermanfaat dan dirasakan di semua masakan. Garam memberi rasa yang membuat setiap orang bisa menikmatinya. Ibarat garam, kepemimpinan Ilham Azikin di Bantaeng dirasakan manfaatnya oleh banyak orang.
Berbeda dengan mutiara. Sobi menyebut, mutiara memang mewah. Bernilai mahal. Tetapi belum tentu dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Hanya sebagian orang saja yang menikmatinya. Rakyat kecil, paling hanya bisa menikmati keindahannya saja.
“Hanya mata yang diberikan manfaat keindahan. Tidak bisa dirasakan manfaatnya secara langsung,” ujarnya.
Sobi menyebut, salah satu manfaat program Ilham Azikin yang dirasakan oleh masyarakat banyak adalah program layanan kesehatan gratis. Selain itu, adalah program perlegkapan sekolah gratis. Ada pula asuransi peternakan dan pertanian.
“Semuanya menyentuh langsung ke orang banyak. Langsung manfaatnya sampai ke setiap orang. Sampai ke rumah-rumah,” kata dia.
Dia menambahkan, di periode kedua, Ilham Azikin terus menebarkan manfaat ke banyak orang. Salah satunya adalah program kuliah gratis.
“Kemarin di debat pilkada, ada yang ragukan ki program kuliah gratis yang na tawarkan pak Ilham. Tetapi saya tidak ragu. Ka tidak sembarang itu pak Ilham menjanji orang. Lihat mi, periode lalu semua program unggulannya ditepati semua,” pungkasnya.
Calon Wakol Bupati Bantaeng nomor urut dua, Nurkanita M Kahfi menyambung analogi yang disampaikan oleh Sobi itu. Dia menyebut, pemerintahan tanpa perempuan juga akan terasa hambar. Seperti sayuran yang tanpa garam.
“Kalau masak sayur tanpa garam, pasti mi rasanya hambar. Begitu mi juga kalau pemerintahan tanpa perempuannya, rasanya pasti hambar. Itulah alasan Kanita hadir di hadapan ta semua,” kata Nurkanita.
Kanita menyebut, pasangan Calon Bupati Bantaeng nomor urut dua, Ilham Azikin dan Kanita M Kahfi akan hadir dengan program kebaikan. Dia menyebut, bersama Ilham dan Kanita, tidak akan ada lagi ibu-ibu rumah tangga yang terhimpit ekonomi.
“Kami akan menurunkan program bantuan modal usaha berbasis RT dan RW. Yang mendapat bantuan modal secara gratis ini prioritas perempuan,” kata dia.
Dengan program bantuan modal usaha berbasis RT dan RW ini, diharapakan ibu-ibu rumah tangga bisa lebih mandiri dan produktif. Dia menyebut, jika ibu rumah tangga bisa produktif maka masyarakat Bantaeng akan bisa sejahtera.
“Tidak perlu teori. Kita kasi sejahtera saja emak-emak ini. Maka setiap rumah tangga akan sejahtera, masyarakat Bantaeng bisa ikut sejahtera keseluruhan,” ketusnya.
Calon Bupati Bantaeng nomor urut dua, DR Ilham Azikin mengaku dirinya sudah menyiapkan strategi untuk mencapai semua program unggulan yang ditawarkan. Dia menyebut, soal strategi tentu tidak akan dibocorkan di depan publik.
“Saya yang tawarkan program, tentu saya sudah siapkan caranya mencapai program itu. Karena waktu debat, ada yang penasaran soal program kuliah gratis,” kata dia.
Ilham Azikin mengaku program prioritas tetap dilaksanakan selama lima tahun terakhir. Dia menyebut, dalam kondisi apapun, program itu tetap berjalan.
“Walaupun kondisi Covid-19, kami tetap laksanakan itu program unggulan ka. Bayangkan mi ki, berapa kali refocusing anggaran saat Covid-19. Tetap ji kami prioritaskan itu program. Ini sama ji dengan kuliah gratis, kita pasti akan laksanakan, apapun yang terjadi,” kata dia.
Dia berharap, program kuliah gratis ini bisa mendorong anak muda di Bantaeng untuk menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Dia berharap, anak muda Bantaeng tidak hanya menggantungkan cita-citanya untuk bekerja sebagai buruh di pabrik. Cita-cita dan harapan harus lebih tinggi dari sekadar jadi pekerja.
“Kalau kuliahnya bagus, pendidikannya juga bagus. Jangankan jadi pekerja, jangankan jadi buruh, anak muda Bantaeng ke depan juga bisa bikin pabrik seperti yang ada di Bantaeng ini,” jelasnya. (**)