GOWA, UJUNGJARI.COM — Debat segmen kedua makin seru dimana dua paslon makin panas. Pada subtema terkait peningkatan layanan publik, kedua paslon ini terlihat sama-sama mempertahankan isi visi dan misinya di bidang tersebut.
Jika paslon Hati Damai bertahan pada pembangunan berkelanjutan pada bidang pelayanan publik pada sembilan daerah dataran tinggi selain adanya Mal Pelayanan Publik di ibukota Sungguminasa, maka Aurama’ justru akan meningkatkan dan lebih mendekatkan serta menyebarluaskan keberadaan Pos Pelayanan Publik ke semua desa dan kelurahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alasan Aurama’ seperti dikatakan Amir Uskara bahwa pelayanan publik harus dinikmati seluruh lapisan masyarakat tanpa harus membuat masyarakat mengeluarkan banyak biaya. Dikatakan Amir, pelayanan publik berbasis digital ini tentu akan menjadi solusi bagi masyarakat desa untuk tidak terlalu jauh ke kota hanya untuk mendapatkan pelayanan.
Amir juga mengatakan korelasi dari pelayanan publik berbasis digital ini tentu muaranya kepada jangkauan internet ke desa-desa.
Olehnya itu paslon Aurama’ ini mencetuskan program Gowa Merdeka Digital. Program ini menurut Aurama’ akan dirasakan bersama sehingga seluruh wilayah Gowa terfasilitasi internet sehingga dampaknya meluas.
Menurut Amir Uskara, bukan hanya dirasakan pelaku UMKM tapi juga dirasakan para pemuda dan pelajar yang ada di desa. Pemuda juga dapat melek informasi dunia karena mereka bisa mengakses internet dimana saja. Dan itu mengurangi belanja masyarakat dari sisi ekonomi.
“Konten kreator di daerah terpencil pun bisa lebih berkreasi tanpa harus keluarkan banyak uang karena terfasilitasi oleh pemerintah daerah. Saya kira Hati Damai akan menjawab paparan saya tapi ternyata hanya melanjutkan menjelaskan paparan saya,” ungkap Amir Uskara tersenyum disambut yel-yel pendukung Aurama’ yang duduk di sayap kiri ruangan Ballroom Harper dalam area debat tersebut.
Sementara itu paslon Hati Damai juga kekeh mempertahankan argumennya. Seperti dikatakan Husniah Talenrang dan Darmawangsyah Muin, kalau Hati Damai terpilih maka tidak ada lagi namanya blind spot (titik buta/tak ada jaringan) karena semua internet ada dimana-mana bukan hanya di dunia pendidikan tapi juga di sektor pertanian. “Semua ini ada dalam visi misi kami, ” kata Husniah Talenrang. –