MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Bank Indonesia Perwakilan Sulsel kembali menggelar Bulan Ekonomi Syariah yang dibuka langsung Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Jufri Rahman, Selasa (1/10) di Hotel Claro Makassar.

Selama Oktober ini akan digelar beragam kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi, keuangan syariah, hingga industri halal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman mengungkapkan, ekonomi dan perbankan syariah bisa menjadi solusi untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi saat ini.

“Ekonomi syariah menawarkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan kemaslahatan yang sangat relevan untuk menjawab permasalahan ekonomi yang kita hadapi. Pemprov Sulsel siap mendukung pengembangan sektor ini,” ujarnya.

Dia mengatakan peluang untuk mengembangkan ekonomi syariah di Sulsel terbuka luas.
Dari 8,4 juta penduduk muslim di Sulsel, baru sekitar delapan persen yang terjangkau aspek perbankan syariah.

“Masih banyak ruang dan peluang yang bisa digarap,” kata Jufri.

Dia menyarankan, baik BI maupun OJK bisa lebih banyak memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya yang berada di pedesaan agar lebih paham terkait prinsip-prinsip ekonomi syariah.

“Saya kasih gambaran,
orang desa itu masih banyak menyimpan uangnya di bawah bantal. Mereka tidak mau menyimpan di bank konvensional karena mungkin salah satunya mereka takut dengan namanya bunga karena itu dianggap riba,” kata Jufri.

Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mewujudkan Sulsel sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

“Kami berharap dengan sinergi yang baik, Sulsel bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah terkemuka di Indonesia,” jelasnya.

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wirnanda, menegaskan bahwa BI memiliki tiga pilar strategi penguatan ekonomi syariah. Strategi pertama adalah penguatan ekosistem produk halal. Dengan sumber daya alam yang melimpah di Sulsel, BI berupaya mendorong industri lokal untuk memproduksi lebih banyak produk halal dan memasarkan ke pasar internasional.

Kedua, BI berfokus pada penguatan keuangan syariah. Meningkatkan akses masyarakat terhadap produk keuangan syariah seperti perbankan dan asuransi syariah dapat memperluas basis ekonomi syariah.

“Masyarakat yang lebih inklusif dalam sistem keuangan syariah akan membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan,” ungkap Rizki.

Strategi ketiga adalah meningkatkan literasi syariah. BI terus menggalakkan edukasi kepada masyarakat tentang konsep ekonomi syariah, baik melalui kampanye literasi maupun sosialisasi langsung.

“Pemahaman yang lebih baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan syariah, yang pada gilirannya mempercepat pertumbuhan sektor ini,” tambahnya.

Dengan komitmen dan langkah-langkah konkret yang telah disiapkan, Sulsel siap menyambut masa depan yang lebih sejahtera melalui pengembangan ekonomi syariah. (rhm)