MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Pasar Butung yang terletak di wilayah kecamatan Wajo, Kota Makassar, adalah salah satu pasar grosir modern yang paling ramai di Sulsel, bahkan Indonesia timur.
Namun perlu diketahui, seperti apa dan bagaimana asul usul hingga pasar butung yang dulunya hanya pasar tumpah, kini menjadi pasar grosir modern yang ramai dikunjungi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Awal tahun 1990-an, di lokasi pasar Butung, sejumlah pedagang hanya berjualan di emperan toko pinggiran jalan. Mereka itu hanya sebuah pasar tumpah. Kondisinya sangat memiriskan, dan itu berlangsung lama.
Melihat kondisi tersebut, salah satu investor kemudian terpanggil dan ingin membantu pedagang kecil di pasar Butung agar lebih baik. Investor yang dimaksud adalah PT H Latunrung L & K.
PT H Latunrung L & K ingin membangun dan mengembangkan pasar Butung, semata-mata hanya untuk membantu pedagang kecil, dan kepentingan mayarakat umum.
Atas dasar itulah pada tahun 1997, PT H Latunrung L & K kemudian melakukan kerjasama dengan Pemkot Makassar untuk pengembangan pasar Butung. Dari pasar tradisional menjadi pasar grosir modern.
Setelah penandatanganan kerjasama dengan Pemkot Makassar, PT H Latunrung L & K kemudian memulai pembangunan pasar Butung (Pusat Grosir Modern).
Setelah pasar Butung rampung tahun 1998, PT H Latunrung L & K kemudian menyerahkan pengelolaannya ke Koperasi Bina Duta.
Sejak itulah, semua pengelolaan dan operasional pasar Butung dikelola sepenuhnya oleh Koperasi Bina Duta. Termasuk penjualan dan sewa tempat (Lods).
Penyerahan pengelolaan pasar Butung dari PT H Latunrung L & K ke Koperasi Bina Duta diketahui oleh Walikota Makassar pada saat itu (Malik B Masri). Penyerahannya tertuang dalam berita acara penyerahan yang diketahui oleh Walikota Makassar saat itu.
Mantan karyawan Bank Duta, H Kurdass mengungkapkan, bahwa dirinya cukup mengetahui sejarah pengelolaan pasar Butung. Sebab PT H Latunrung L & K selaku investor bermohon kredit di Bank Duta untuk pembangunan pasar Butung.
“PT Latunrung yang bangun itu pasar Butung, saya tahu karena mereka bermohon kredit di Bank Duta. Nah setelah pasar itu rampung, mereka kemudian menyerahkan pengelolaannya ke Koperasi Bina Duta. Dan itu diketahui oleh Walikota Makassar pada waktu itu Malik B Masri. Tahun 1998 penyerahannya, dari PT Latunrung ke Koperasi Bina Duta. Sejak itu pula PT Latunrung tidak pernah mencampuri lagi pasar Butung, karena sudah diserahkan sepenuhnya ke Koperasi Bina Duta untuk mengelolah,” jelas H Dass sapaan akrabnya.
“PT Latunrung itu tidak dapat apa-apa dari pasar Butung, sepeser pun mereka tidak dapat. Mereka itu membangun pasar hanya ingin menyelamatkan pedagang kecil yang tidak terurus oleh pemerintah ketika itu. Jadi begitu pasar Butung rampung, langsung diserahkan ke Koperasi Bina Duta. Koperasi inilah yang mengelola, yang menjual dan mempersewakan tempat/lods di pasar Butung, sampai sekarang,” terangnya. (drw)