MAKASSAR, UJUNGJARI– Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel memfasilitas pertemuan antara Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel dan puluhan cabang olahraga (cabor) yang akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara (Sumut) pada September 2024 nanti.

Hadir Ketua Umum KONI Sulsel Yasir Mahmud, Sekretaris Umum KONI Sulsel, Bendahara Umum KONI Sulsel, Wakil Ketua Umum KONI Sulsel, Kepala Dispora Sulsel Suherman, serta ketua dan sekretaris cabor. Pertemuan digelar di The Icon Beach Lounge and Cafe, Citraland Point of Indonesia Cluster Sunset Quay, Rabu (01/05/2024) pagi tadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejumlah permasalahan menjelang PON diutarakan ketua dan sekretaris cabor. Khususnya terkait ketersediaan anggaran dan fasilitas para atlet di PON nanti.

Diketahui, jumlah atlet yang dsertakan ke PON tahun ini sebanyak 408 orang dari 43 cabang olahraga. Jumlah atlet tersebut naik dua kali lipat dari PON Papua lalu yang hanya 238 atlet.

Sekretaris Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Sulsel Sri Syahril misalnya, mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel segera memperjelas pencairan anggaran PON.

“Persoalan ini bukan di KONI, tapi Dispora Sulsel. Persoalan anggaran ini memang harus jelas mengingat penyelenggaraan PON tersisa empat bulan lagi,” katanya.

“Apalagi di pundak cabor ada target Sulsel harus masuk lima besar. Tentu ini sangat berat kalau melihat ketersediaan anggaran,” sambung Sri Syahril.

Sri Syahril mengungkapkan bahwa Pertina Sulsel sudah lama mempersiapkan atletnya untuk meraih medali di PON.”Kami di Pertina sudah mempersiapkan atlet mulai sebelum Pra PON hingga sekarang. Target tinggi yang dipasang tidak sesuai dengan akomodasi atlet.
Tentu ini menjadi peringatan bagi pemerintah.
Bahwa target yang diberikan harus selaras dengan anggaran,” keluhnya.

Hal sama diutarakan Sekretaris Umum Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Sulsel Bonay Syam. Dia malah menyarankan pengurangan jumlah atlet yang dikirim ke PON jika memang anggaran minim.

“Kalau memang anggaran minim kurangi saja jumlah atletnya. Kita tidak bisa berbicara target kalau anggaran terbatas. Apalagi sampai masuk lima besar,” urainya.

Sementara itu, Ketua Umum KONI Sulsel Yasir Mahmud menyatakan anggaran untuk operasional PON di Aceh-Sumut mencapai Rp17,5 miliar yang diharapkan cair sebelum September.

“Anggarannya ada Rp17,5 miliar. Dengan jumlah 408 atlet dari 43 cabor yang akan diberangkatkan, tentu saja angka itu sangat tidak cukup,” ungkapnya.

Calon Legislator terpilih Partai Gerindra di DPRD Sulsel ini membandingkan dengan anggaran operasional PON Papua lalu yang mencapai Rp32 miliar. Sementara atletnya hanya 238 orang.

“Ini kebutuhan atlet dua kali lipat, anggaran malah turun. Padahal, PON kali ini harus dua kali penerbangan untuk ke Aceh. Artinya biaya lebih banyak,” katanya.

“Ini PR (pekerjaan rumah) yang sangat berat. Tapi kalau kita bergerak bersama, maka apa yang menjadi harapan kita bisa tercapai,” jelas Yasir Mahmud.

Untuk itu, Yasir berharap pertemuan dengan Kepala Dispora Sulsel Suherman menjadi jembatan solusi dari permasalahan cabor menjelang PON Aceh-Sumatera Utara.

“Kita berharap pertemuan ini bagaimana maksimalkan anggaran tersedia. Ada jalan yang bisa diberikan Kadispora. Apakah bisa dapat tambahan melalui parsial. Kalau harap perubahan pasti terlambat,” tegas Yasir.

Kepala Dispora Sulsel Suherman mengatakan Pemprov Sulsel berharap atlet-atlet Sulsel bisa meraih prestasi yang lebih baik dari PON sebelumnya.

Soal hibah, Suherman menyebut angka Rp17,5 miliar yang akan diberikan ke KONI Sulsel. “Memang ada keterlambatan karena persoalan adiminstrasi. Tapi, pekan ini kami akan cairkan tahap pertama Rp9,7 miliar,” bebernya.

Suherman mengatakan, dana hibah ini akan dicairkan dalam tiga tahap. “Intinya, kami akan selesaikan Rp17,5 miliar secepatnya,” janjinya.

Adapun kekurangan kebutuhan untuk penyelenggaraan PON yang mencapai Rp15 miliar, Suherman mengatakan, Dispora bersama Gubernur sudah membuat proposal yang akan dimasukkan ke seluruh BUMN, termasuk perbankan.

“Proposal kita diteken gubernur. Bank Sulselbar sudah menyatakan siap membantu, Bank Indonesia, Pertamina, Vale, CIMB Niaga, dan beberapa perusahaan di luar,” ungkapnya.

“Kami melakukan komunikasi dengan BUMN. Tapi nilainya kami belum tau. Ini semua upaya kita untuk cukupi kebutuhan KONI. Sekrang butuh Rp15 miliar lagi untuk penyelenggaraan PON. Itu di luar Rp17,5 miliar,” sambungnya.

Suherman memastikan bahwa hasil rapat ini akan dihadapkan ke Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. Termasuk dalam waktu dekat melakukan pertemuan berasama Pj Gubernur, Ketum KONI, dan Dispora.

“Pastinya saya akan sampaikan apa saja untuk percepatan dana hibah ini. Untuk sementara seluruh bantuan ada di KONI sebesar Rp17,5 miliar. Tinggal dirampungkan berapa yang dibutuhkan sebenarnya,” katanya.

Sekretaris Umum KONI Sulsel Mujiburrahman berharap Pemprov Sulsel mengalokasikan dana hibah keperluan PON sesuai riil cost. Di mana, riil cost yang dibutuhkan KONI Sulsel yakni mencapai Rp35 miliar.

“Sekarang ini yang dibutuhkan adalah political will dari pemerintah. Jangan sampai anggaran pribadi Ketum KONI lagi digunakan. Anggaran Rp26 miliar harus ada sebelum September. Seperti itu kondisi riilnya,” tutup Mujiburrahman.(*)