TAKALAR, UJUNGJARI–Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (24/4) siang, melakukan pemantauan ke tambak budidaya udang vaname di Dusun Bungung Barania Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Takalar. Kunjungan ini sekaligus untuk menjawab aduan warga melalui aktivis NGO dan media massa terkait pengelohan limbah di lokasi tambak.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diketahui, salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) institusi ini  adalah melakukan kegiatan percontohan perikanan budidaya seperti budidaya udang semi intensif atau intensif. Salah satunya budidaya udang sistem intensif dilaksanakan ditambak budidaya udang vaname yang berlokasi di Dusun Bungung Barania Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Takalar.

 

Kegiatan percontohan budidaya udang vaname ini sudah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun. Tambak budidaya udang vanname ini telah dilengkapi dengan instalasi pengelolaan limbah ( IPAL ) yang terbagi dalam 3 (Tiga ) tahapan untuk menjamin kualitas air yang dikeluarkan ke lingkungan atau Sungai dibawah ambang batas yang telah di tetapkan sesuai dengan PermenKKP Nomor 75/PERMEN-KP/2016 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus Monodon) Dan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei).

Kepala BPBAP Takalar, Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si mengatakan bahwa kegiatan percontohan budidaya udang vanname intensif yang berlokasi di Dusun Bungungbarania Desa Banyuanyara ini  telah dilakukan sesuai dengan pedoman umum pembesaran udang vaname telah tersertifikasi  Cara Budidaya Ikan Yang Baik ( CBIB ) serta dilengkapi dengan UKL – UPL dari lingkungan hidup.

 

Selain itu secara periodik dilakukan pengecekan kualitas air oleh tim Laboratorium Uji BPBAP Takalar yang telah terakreditasi oleh KAN mulai dari sumber air, IPAL, sampai dengan outlet.

 

Dikarenakan ini adalah pemerintah jadi sebisa mungkin kita akan memberikan contoh yang baik untuk masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan contoh kepada Masyarakat tentang budidaya yang produktif dan berkelanjutan.

 

Kegiatan budidaya udang ini harus sejalan antara teknis dan sosial sehingga 80 % pekerja adalah tenaga lokal disekitaran tambak sehingga kegiatan budidaya ini secara tidak langsung mempengaruhi kesejahteraan penduduk disekitar tambak. Selain budidaya udang juga dilakukan kegiatan budidaya ikan bandeng dan rumput laut gracillaria di petakan tambak disekitarnya sehingga bisa  menjadi tolak ukur  kualitas air yang digunakan.

Sertifikasi CBIB yang telah dilakukan di tambak ini mendapatkan predikat yang sangat baik. Sertifikasi ini meliputi keamanan produk yang dihasilkan, budidaya yang ramah lingkungan, bertanggung jawab terhadap sosial sekitar dan kesejahteraan hewan. (Jaya)