GOWA, UJUNGJARI.COM — Nahas. Saat hendak menuju kota desa guna membuka buku rekening untuk penerimaan beasiswa anak-anaknya, delapan warga Desa Tabbingjai, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, malah jatuh ke jurang kedalaman kurang lebih 30 meter di Baraya, poros Mamampang, Desa Mamampang, Kecamatan Tombolopao. Lokasi poros Baraya, Mamampang berbatasan dengan Kabupaten Sinjai.

Kejadian yang membuat histeris warga sekitar TKP maupun keluarga para korban ini terjadi Selasa (20/2) sekira pukul 09.00 Wita. Kedelapan korban yakni Taufik alias Ampe (sopir), Mutmainna istri sopir (meninggal dunia), Nandarwati Dg Jintu, Muri, Ernawati, Intang dan Suharni.

Nandarwati Dg Jintu saat dirujuk ke rumah sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Desa Tabbingjai Subair yang langsung menuju TKP setelah mendapatkan laporan bahwa delapan warganya yang menumpangi mobil pick up yang dikemudikan Ampe tersebut, terjatuh ke jurang dalam tak jauh dari tebing menikung di Baraya tersebut.

“Iya, ada delapan warga saya yang menumpangi mobil pick up terjatuh masuk jurang kedalaman 30 meter. Komposisinya pada mobil itu, ada tujuh penumpang dan satu sopir. Yang duduk di depan adalah sopir Ampe bersama istrinya. Istri sopir ini yang meninggal. Saya lupa namanya, ” kata Kades Tabbingjai Subair saat dihubungi via ponselnya pada pukul 15.11 Wita.

Mobil pickup warna biru yang ditumpangi tujuh warga Tabbingjai saat masuk jurang. (foto/ist)

Karena kedalaman jurang 30 meter sehingga prosesi evakuasi cukup memakan waktu. Para korban yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke Puskesmas Tamaona, Desa Tamaona, Kecamatan Tombolopao. Saat tiba di Puskesmas tersebut, istri Ampe meninggal dunia dengan luka-luka serius di tubuhnya.

Dua korban yakni Nandarwati Dg Jintu dan Taufik Ampe sempat dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf Sungguminasa karena kondisi luka berat di bagian kepala dan bagian tubuhnya mengalami patah tulang. Namun karena kondisinya kritis akhirnya keduanya dirujuk ke RS Bhayangkara. Sementara lima korban luka lainnya dirawat di Puskesmas Tamaona saja.

“Mereka ini berdelapan rencananya mau ke Desa Tamaona karena di Tamaona itu kantornya Bank BRI. Mereka itu mau pergi buka rekening untuk beasiswa SD anak-anaknya. Tapi menurut infonya, saat mereka melintas di poros Baraya, mobil ternyata terlalu kepinggir dan langsung masuk jurang pagi jam sembilan tadi, ” kata Subair.

Sementara itu Kades Erelembang, Kecamatan Tombolopao Putra Syarif yang kebetulan berada di Sungguminasa langsung berkoordinasi dengan Kades Tabbingjai dan langsung mengarah ke RSUD Syekh Yusuf guna melihat langsung kondisi korban.

Namun akhirnya seperti dikatakan Kades Erelembang (wilayah Erelembang dengan Tabbingjai bertetangga), kedua korban dibawa ke RSU Bhayangkara di Makassar untuk penanganan lebih cepat. Sempat terjadi perdebatan dengan perawat di RS Bhayangkara lantaran perawat enggan melakukan tindakan darurat dan malah menyarankan rujuk ke RS Haji.

Namun setelah dinegoisasi oleh kepala desa, kedua korban pun dibawa masuk untuk tindakan cepat. Dua kepala desa yang mengawal dua korban itu meminta agar perawat melakukan pertolongan lebih dahulu untuk penyelamatan melihat kondisi dua korban kritis.

Terkait lokasi jatuhnya para korban, menurut Kades Erelembang Putra Syarif, lokasi Baraya memang sangat rawan kecelakaan. Selain jurang menganga di pinggir jalan, kondisi jalanan yang lebarnya hanya 3,5 meter itu pinggirannya tertutupi semak belukar dan rumput liar yang rimbun sehingga pengendara kerap tidak mengetahui mana batas jalanan mana bibir jurang. –