GOWA, UJUNGJARI.COM — Pemilihan umum (Pemilu) 2024 selangkah lagi. Jadwal pencoblosan ditetapkan 14 Februari 2024. Meski telah mendekat, namun diprediksi jadwal ini kurang diketahui masyarakat. Yang marak diketahui masyarakat umum justru 14 Februari adalah Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang.

Agar partisipasi pemilih meningkat maka Bawaslu pun sepakat mengganti fenomena menarik Hari Valentine menjadi Hari Kasih Sayang itu menjadi Hari Kasih Suara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal itu dibenarkan Kordiv SDM, Organisasi dan Diklat Bawaslu Gowa Muhtar Muis. Kepada BKM, Muhtar mengatakan sampai saat ini masih sekitar 50 persen yang tahu terkait pelaksanaan Pemilu 14 Februari 2024.

“Iya belum sampai 50 persen yang tahu jadwal hari pemilihan itu yakni 14 Februari. Ini jadi tantangan. Ini bukan hanya kerja-kerja penyelenggara saja tapi semua pihak harus bersama-sama memberikan informasi hari pemilihan itu. Peran masyarakat, lembaga, pemuda dan lainnya termasuk media harus ikut ambil bagian karena keberhasilan pelaksanaan Pemilihan Umum bukan dari siapa yang terpilih tapi berapa banyak masyarakat yang menggunakan hak pilihnya di TPS, ” kata mantan Ketua KPU Gowa ini disela menghadiri pembukaan Pendidikan Politik dan Demokrasi dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat yang digelar Bawaslu Gowa di Hotel Remcy, Jum’at (8/12) sore.

Kegiatan yang berlangsung dua hari dan diikuti sedikitnya 60-an peserta dari berbagai unsur diantaranya media, organisasi pemuda, organisasi masyarakat, NGO (Non Goverment Organisation) atau organisasi non pemerintah dan penyelenggara pengawasan kecamatan itu menurut Muhtar perlu disuarakan bersama atau disosialisasikan bersama, khususnya media.

“Hari pelaksanaan Pemilu ini ditentukan pada hari pencoblosan di TPS (tempat pemungutan suara) sehingga penting selalu diinformasikan ke masyarakat supaya masyarakat tahu bahwa 14 Februari 2024 itu hari pemungutan suara dan masyarakat harus mau datang ke TPS menggunakan hak suaranya. Jadi mari kita viralkan bahwa tanggal 14 Februari yang mana diketahui masyarakat luas sebagai Hari Kasih Sayang itu kita ubah menjadi Hari Kasih Suara, ” kata Muhtar.

Terpisah Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Gowa Juanto yang membuka resmi kegiatan tersebut, menjelaskan peran media, OKP, Ormas dan NGO diharapkan mampu membantu penyelenggara Pemilu baik itu KPU maupun Bawaslu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu ini.

“Memang masih rendah pengetahuan masyarakat tentang informasi Pemilu, bahkan banyak yang tidak tahu pasti kapan Pemilu itu dilaksanakan, apa pelanggaran-pelanggaran yang harus dicegah dan dihindari. Semua itu harus disosialisasikan khususnya tentang pelanggaran itu. Karena keberhasilan Pemilu itu tergantung dari tingkat partisipasi masyarakat, ” jelas Juanto.

Disebutkan Juanto, masyarakat harus diyakinkan bahwa mereka bukan hanya datang ke TPS untuk sekadar menyalurkan suara tapi juga bagaimana masyarakat mengetahui aturan terkait seluruh tahapan Pemilu.

Sementara itu Kordiv Humas, Data dan Informasi Bawaslu Sulsel Alamsyah yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, tantangan Pemilu yang pertama adalah masalah kesadaran dalam Pemilu terutama dari sisi pengawasan Pemilu.

“Meskipun Bawaslu sudah menyiapkan regulasi Perbawaslu No 2 tahun 2023 tentang pengawasan partisipatif tapi kesadaran ini perlu kita bangkitkan terus, tingkatkan terus melalui kegiatan ini dengan keterlibatan aktif seluruh elemen yang ada di Kabupaten Gowa, ” kata Alamsyah.

Diakuinya, angka partisipasi Pemilu kerap dilema dimana daerah diperhadapkan pada batas kabupaten Gowa dengan kabupaten lain serta karena pemilih pemula usia 17 tahun dan pemilih pemula yang berasal dari kalangan pensiunan TNI-Polri.

“Tentu kami melihat bahwa dinamika politik di Kabupaten Gowa ini memang cukup tinggi karena mungkin persoalan perbatasan langsung dengan ibukota provinsi yakni Makassar. Sehingga tentu harus mempersiapkan hal-hal antisipatif. Selain itu terkait juga dengan pemilih dari kalangan muda khususnya yang baru masuk usia 17 tahun serta mereka anggota TNI-Polri yang baru pensiun dan baru pertama kali menggunakan hak pilihnya, ” jelas Alamsyah. –