MAKASSAR, UJUNGJARI–Siswa berprestasi itu pasti mendapat dukungan orangtua dalam pengembangan kreativitasnya. Motivasi dari orangtua dan kerjasama dengan berbagai komunitas dan kelompok masyarakat sangat diperlukan guna mendukung kreativitas siswa. Karena itu juga akan berdampak pada kemajuan sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya.

Pentingnya memberi ruang dan mengapresiasi kreativitas siswa menjadi benang merah dalam kegiatan Inhouse Training Tentang Sinergitas Guru, Komite Sekolah dan Orangtua Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di UPT SPF SD Negeri Rappocini. Inhouse Training ini diadakan di Kampus Universitas Indonesia Timur (UIT), Jalan Rappocini, Makassar, Sabtu, 18 September 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala UPT SPF SD Negeri Rappocini, Juli Astutik, S.Pd, M.Pd memuji partisipasi orangtua siswa di sekolahnya. Katanya, sekolahnya bisa mendapat BOS Kinerja, tu karena kontribusi orangtua juga. Bantuan dan dukungan orangtua itu juga sangat berarti ketika sekolah mengembangkan berbagai program inovasi.

Juli Astutik menjelaskan, SD Negeri Rappocini, yang beralamat di Jalan Cilallang Jaya, tengah mengembangkan beberapa program inovasi. Yaitu, GESIT TA’ (Gerak Cepat Selalu Inovatif Keluarga Kita), Halte Literasi, Markisata’ (Mariki Sedekah Sampahta), dan S3 (Seribuku, Seribumu, Seribu Kita Semua).

Ketua Komite SD Negeri Rappocini, H Asiz Undjung, menekankan juga pentingnya motivasi dari orangtua bagi anak-anaknya. Bahkan, menurutnya, motivasi pertama seorang anak itu justru dari kedua orangtuanya. Disampaikan, orangtua jangan mengeluh soal pembelajaran anaknya. Namun perlu berkomunikasi dan berkoordinasi kalau ada yang mau disampaikan ke guru kelas demi kemajuan pendidikan anaknya.

Rusdin Tompo, pegiat Sekolah Ramah Anak, yang diundang sebagai narasumber, bercerita seputar pengalamannya menggeluti dunia kreatif sejak kanak-kanak. Penulis buku yang merupakan Koordinator Satupena Provinsi Sulawesi Selatan itu, megungkapkan pentingnya atensi dari orangtua, supaya tidak menyia-nyiakan minat dan bakat anaknya.

Rusdin Tompo menambahkan, siswa berprestasi itu tak hanya dalam bidang akademik. Bisa juga dalam bidang seni, olahraga, atau bidang-bidang lain yang dia suka lakukan. Karena itu, sarannya, orangtua perlu tahu potensi anaknya. Orangtua juga diminta memfasilitasi anak sesuai potensinya itu.

Tak kalah pentingnya, adalah memberi motivasi dan dampingi anak sebagai bentuk perhatian. Juga beri semangat dan apresiasi pada karya yang dibuat. Dia mencontohkan, bagaimana dukungan yang diberikan orangtua Salma Salsabil, yang menang Indonesian Idol 2023, dan orangtua Putri Ariani, yang jadi finalis America’s Got Talent (AGT) 2023.

Dia lalu memaparkan manfaatnya bila anak-anak terbiasa diasah kreativitasnya. Katanya, bagi anak kreatif, dia akan percaya diri dan mandiri. Kreativitasnya juga akan jadi modal baginya dalam pergaulan sosial. Anak kreatif punya kemampuan berpikir kritis, positif dan solutif. Dia punya sudut pandang berbeda. Dan yang terpenting, kreativitasnya itu bisa jadi bekal dalam karier dan kehidupan profesionalnya.

Ikrom Trianto, pemateri lain, yang banyak memfasilitasi kegiatan inovasi sekolah, menyampaikan bahwa paradigma antara guru, orangtua dan organisasi kemasyarakatan kini sudah jauh berubah. Semangatnya saat ini adalah berkolaborasi, terkait apa yang bisa dilakukan bersama dalam mengembangkan minat bakat anak.

Ikrom berpandangan, siswa kreatif itu lahir dari guru dan orangtua yang mendidik anaknya dengan cara yang asyik dan menyenangkan. Menurutnya, pada hakikatnya fitrah anak itu kreatif. Itu terlihat sejak dia bangun subuh.

Ditambahkan, kita sekarang menghadapi anak-anak yang merupakan generasi Alpha. Generasi ini aktif menggunakan gawai dan media sosial. Ini tantangan bagi guru dan orangtua. Sehingga, orangtua maupun guru harus tampil lebih menarik daripada medsos dan game yang jadi keseharian anak-anak. (*)