MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan perjanjian kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Amanah untuk memberdayakan alumni perguruan tinggi tersebut merebut peluang kerja di luar negeri (LN) sebagai tenaga kerja migran formal sektor kesehatan seperti perawat.

Sekretaris Utama BP2MI, Rinaldy Seistama menerangkan, peluang bekerja ke luar negeri sangat besar karena saat ini, sejumlah negara mengalami krisis populasi dan defisit tenaga kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejumlah negara seperti Jepang, Korea, Jerman, Malaysia dan beberapa negara lainnya sudah membuka kerjasama dengan pemerintah untuk pengiriman tenaga migran secara G to G (Government to Government).

“Pemerintah nanti fasilitasi mau kerja ke negara mana, sesuai dengan kebutuhan yang ada. Ini peluang yang tidak bisa kita lepas begitu saja karena dalam negeri juga peluang kerja tidak banyak,” ungkap Rinaldy usai meresmikan Gedung Metaverse Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Amanah, Jalan Aroepala, Makassar, Jumat (4/8) mewakili Kepala BP2MI Benny Rhamdani.

Dia menjelaskan, bekerja sebagai tenaga migran resmi di luar negeri cukup menjanjikan kesejahteraan.

“Di Jerman itu mereka digaji perawat 36 juta. Kalau dapat posisi naik berikut dengan uang lembur dan lainnya, mereka bisa dapat hingga 45 juta,” ungkapnya.

Lebih jauh dia mewanti-wanti calon pekerja migran untuk mengikuti prosedural resmi yang diatur pemerintah untuk bisa bekerja di luar negeri. Jangan lewat calo karena kepastian hukum serta jaminan keselamatan dan keamanan kerja tidak menjanjikan.

Sesuai arahan Presiden pada 30 Mei 2023, Kapolri sebagai Ketua Harian Gugus Tugas, diberi amanah untuk membasmi dan memberantas calo sindikat tindak pidana perdagangan orang.

“Dan sekarang ada 1000 orang yang sudah jadi tersangka.
Itu diorkestrasi oleh Menkopolhukam, Mahfud MD. Beliau bersama Kepala BP2MI dengan Kapolri, Imigrasi dan bahu membahu mencegah dan memberantas calo. Bayangkan, selama tiga tahun terakhir, sudah 2200 peti jenazah tenaga kerja (tidak lewat prosedural) yang kami terima,” katanya.

Diapun berharap, pemerintah daerah melalui APBD bisa mempersiapkan calon tenaga kerja migran dengan baik.

Sementara itu, Wakil Ketua 4 STIKES Amanah Makassar Bidang Humas Kerjasama Dalam dan Luar Negeri, Abdul Haris, sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan BP2MI dalam mendorong lulusan STIKES Amanah untuk bekerja di luar negeri.

“Tahun 2023 ini kami upayakan sudah ada lulusan kami yang bisa difasilitasi untuk bekerja di luar negeri. Saat ini sementara masih berproses. Karena kita di bawah koordinasi BP2MI, tentu persyaratan dan prosedur harus kita patuhi,” tandas Abdul Haris. (drw)