MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Akan berlangsungnya event sirkuit nasional (Sirnas) B di GOR Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi kebanggaan besar bagi jajaran PBSI Pengprov Sulsel dan PBSI Pengkab Gowa.

Event yang akan berlangsung selama enam hari mulai 24-29 Juli 2023 di GOR Sungguminasa Gowa ini diakui PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) sebagai cikal bakal bertambahnya atlet bulutangkis muda dan menambahkan Sulsel terkhusus Gowa sebagai bank atlet bulutangkis di tanah timur Indonesia ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seperti dikatakan Devo Khaddafi selaku Ketum PBSI Sulsel usai presscon panitia Sirnas B di salah satu rumah makan di Jl Lamadukelleng, kota Makassar, Jumat (21/7/2023) siang, event nasional ini menjadi ajang kompetisi yang sangat baik untuk melihat sejauhmana tingkat permainan para atlet usia muda di Sulsel.

“Sirnas ini semacam bank atlet untuk PBSI dan merupakan support menuju Pelatnas. Ini merupakan peluang besar bagi atlet kita untuk tembus Pelatnas lagi. Tahun 2022 dan 2023 lalu kita sangat berbangga karena ada lima atlet kita masuk Pelatnas. Saya yakin jumlah ini bisa bertambah lagi. Makanya sangatlah bagus jika setiap waktu dilakukan kompetisi seperti Sirnas dan semacamnya, ” kata Devo didampingi Sekum PBSI Sulsel Atmam Amir dan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Andi Tancung.

Menurut Devo, pihaknya gembira karena Sulsel berhasil menjadi tuan rumah Sirnas B yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi PBSI Sulsel sebab di ajang yang diikuti 472 atlet cilik bulutangkis yang berasal dari 83 klub dafi 16 provinsi di Indonesia ini betul-betul menjadi kompetisi bagi para atlet bulutangkis Sulsel guna mengukur sejauhmana tingkat/kualitas permainan, strategis dan tehnik mereka. Selain itu juga untuk meraih prestasi.

“Kami sangat bangga karena cabang bulutangkis ini selalu saja ada turnamen yang kita lakukan mulai usia dini sampai usia dewasa. Dan untuk bulutangkis ini, Sulsel sudah memiliki atlet binaan sebanyak 1.300 atlet. Dari jumlah ini, Sulsel merupakan provinsi ke 12 di Indonesia yang jumlah atlet bulutangkisnya terbesar. Makanya kita sepakat menjadikan Sulsel sebagai lumbung atlet-atlet muda bulutangkis. Makanya juga kita prioritas pembinaan atlet-atlet muda dan mencarikan mereka klub-klub terbaik di Jawa. Seperti yang telah kita lakukan pada lima anak binaan kita yang sudah berada di Pelatnas yakni Putra Erwiansyah, Rahmat, Indah, Reza Alfahri dan Sofi Almusyira, ” kata Devo.

Tumbuhnya atlet bulutangkis muda berprestasi di Sulsel kata Devo berkat pembinaan yang berkesinambungan yang dilakukan PBSI Sulsel yakni melakukan strategi pembinaan dengan mencarikan klub terbaik di luar Sulsel.

Hal itu dilakukan kata Devo karena melihat kondisi sapra dan tehnik-tehnik latihan dari klub-klub yang ada di Makassar itu berada dua tingkat di bawah klub-klub yang ada di Jawa.

“Alhamdulillah setelah kita lakukan tehnik itu maka atlet binaan kita sudah tembus ke Pelatnas dan itu ada lima orang. Semoga pasca Sirnas B ini kita dapat lagi pasokan atlet menuju Pelatnas, ” terang Devo.

Devo mengaku salut dengan sistem pembinaan bulutangkis di Jawa. Jangan kan tehnik bermain, tanding juga kompetisinya dirutinkan.

“Kalau kita di Sulsel, dalam satu tahun itu kejuaraan kita gelar satu tahun 12 kali event sementara di Jawa dalam sebulan sampai tiga kali event. Kita mau pengenalan kepada anak-anak usia dini terhadap dunia bulutangkis lebih dioptimalkan dan memperbanyak kompetisi. Sisi lain dari prestasi anak-anak binaan kita selain tembus Pelatnas, sudah banyak pula yang sukses berkarier di pekerjaan tetap. Atas prestasi mereka, banyak atlet kita dapat kehormatan menjadi ASN, TNI serta anggota Polri, ” kata Devo lagi.

Terkait adanya BNI dalam pelaksanaan Sirnas tahun ini menurut Devo dirinya sangat bangga dan bahagia. Pasalnya, Bank BNI kini telah menjadi bapak angkat untuk cabang olahraga bulutangkis di Indonesia. PBSI Pusat telah melakukan MoU dengan pihak Bank BNI dan itu sudah mengikat seluruh PBSI dan BNI di seluruh Indonesia termasuk di Sulsel.

Seperti dibahasakan Abd Rahim Muhadi selaku perwakilan BNI Region 07 Sulsel yang hadir dalam presscon Jumat kemarin, bahwa Bank BNI sekarang ini telah menjadi bapak angkat untuk cabor bulutangkis. Dikatakan Rahim bersama Devo bahwa ini adalah bentuk komitmen dari BUMN (BNI) dalam memberikan sumbangsih terbaik bagi anak negeri. Untuk pelaksanaan Sirnas ini diakuinya, BNI

Tahun ini BNI baru menjadi sponsor utama Sirnas. Devo pun mengaku sangat bersyukur karena dengan adanya BNI sebagai bapak angkat maka PBSI bisa bernafas lega.

“PBSI dapat asupan suplemen sehingga kami yakin atlet bulutangkis di Sulsel makin kuat, ” terang Devo.

Hal senada dikatakan Andi Tancung sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Sulsel serta PBSI Gowa. Dikatakannya, di Kabupaten Gowa, PBSI Gowa melakukan kegiatan pembinaan kolaboratif dengan mendatangkan pelatih nasional ke Gowa.

“Saat ini di PBSI Gowa itu menerapkan sistem pembinaan kolaboratif dengan mendatangkan langsung seorang pelatih nasional. Sekarang ini atlet kita di Gowa dilatih langsung pelatih nasional Jakarta dan sudah berjalan tiga bulan. Hasilnya pun cukup bagus, sudah terlihat peningkatan tehnik main atlet kita. Hasilnya cukup bagus. Kita datangkan pelatih dengan alasan jika kita utus atlet latihan keluar ke Jawa maka ongkosnya lebih besar. Satu anak minimal Rp5 juta biayanya. Makanya kita mendatangkan pelatih dari Jakarta dan kita rela gaji hingga Rp15 juta. Cara ini lebih irit dan anak-anak juga tidak terbebani,” kata Andi Tancung.

Dikatakan Andi Tancung, hingga saat ini terdata sebanyak 30 atlet berlatih di pulau Jawa. Ada yang karena magang, ada yang bekerja, ada yang program beasiswa ada juga yang karena ongkos sendiri. Tapi cara masuk latihan di klub-klub besar di Jawa itu juga tidak mudah. Contohnya di Jarum, sistem perekrutan jadi atlet binaan di sana sangat sulit.

“Jarum itu sistemnya adalah membiayai atlet sehingga Jarum melakukan audisi khusus jika hendak merekrut atlet dari luar, ” papar Andi Tancung gamblang. –