ikut bergabung

Pelajar Indonesia Diajari Cara Negosiasi dan Diplomasi, Shinto Beber Pengalaman Pimpin 1.000 Polisi di Gowa


DIKLAT. Para pelajar Indonesia yang ada di Jerman mengikuti diklat LDK yang dipandu langsung Konjen RI Jerman Acep Somantri dan Kepala Atase Kepolisian KBRI Berlin Shinto Silitonga. (foto/ist)

Berita

Pelajar Indonesia Diajari Cara Negosiasi dan Diplomasi, Shinto Beber Pengalaman Pimpin 1.000 Polisi di Gowa

JERMAN, UJUNGJARI.COM – Die Vereinigung Indonesischer Studenten atau
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di Ferien Dorf, Herbstein di Negara Bagian Hessen, Jerman. LDK ini digelar dua hari yakni Sabtu-Minggu (13-14/5/2023).

“LDK tahun ini merupakan kegiatan yang kedua kali, pasca pertama dilaksanakan pada Mei 2022 lalu, diikuti 80 peserta baik mahasiswa, student college juga dari ausbildung se Jerman,” kata Dimas Fakhri Arsaputra, Ketua PPI Jerman saat ini.

Panitia penyelenggara kegiatan telah mempersiapkan beragam topik pembahasan dan narasumber yang adaptif untuk setiap topik, sehingga seluruh peserta dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari orang-orang yang berkualitas.

“Untuk workshop Sabtu sore, telah disiapkan topik tentang kepemimpinan, diplomasi dan keterampilan negosiasi yang langsung diisi oleh Konjen Frankfurt dan Atase Kepolisian KBRI Berlin,” terang Dimi, sapaan akrab Dimas Fakhri Arsaputra.

Mengawali materi sore, Konjen RI di Frankfurt Acep Somantri menekankan tentang pentingnya peserta LDK untuk memiliki dan melatih keterampilan bernegosiasi dalam menjalani kegiatannya sebagai mahasiswa di Jerman.

“Negosiator ulung itu ada bukan karena dilahirkan namun karena dilatih sehingga dapat memiliki karakter yang kreatif, empatik dan selalu berorientasi membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak,” kata Acep.

Peserta LDK tentu saja berhadapan dengan beragam konflik dalam aktivitasnya sehari-hari, tidak saja di tempat kuliah juga di tempat kerja sehingga tentu saja teknik-teknik dasar bernegosiasi penting untuk dimiliki oleh tiap peserta.

Baca Juga :   Debat Kandidat Bupati Tana Toraja Digelar di Bittuang

“Hindari sikap arogan, menghina lawan, menggunakan kekerasan, show off pribadi atau bahkan marah, karena pasti hal tersebut akan merugikan diri sendiri dalam bernegosiasi,” tegas Acep.

Acep kemudian berbagi pengalaman tentang bagaimana diplomasi kesehatan dapat dijalankannya ketika menjabat sebagai Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan pada periode 2017-2020 lalu.

“Kompetisi dengan banyak negara untuk mendapatkan akses dan distribusi vaksin ketika awal pandemi Covid-19 menjadi pertaruhan negosiasi dan diplomasi kesehatan yang besar bagi Indonesia untuk bisa mengatasi krisis kesehatan dunia tersebut, dan hasilnya Indonesia bisa mendapatkan vaksin secara berkelanjutan sehingga dapat mencapai kekebalan komunal,” kata Acep.

Dalam mempersiapkan diri untuk bernegosiasi, Acep bahkan harus belajar mendalam tentang hal-hal teknis berkaitan vaksin dan kesehatan global yang memang bukan menjadi disiplin ilmunya sejak awal berkarir di Kementerian Luar Negeri 25 tahun yang silam.

dibaca : 142

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top