MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Perhelatan pemilihan walikota Makassar masih tergolong lama, 2020. Namun, kecenderungan kriminalisasi terhadap sejumlah bakal calon walikota mulai marak di tengah publik.
Upaya kriminalisasi ini terlihat jelas. Sebut saja Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto yang juga mantan walikota Makassar selalu dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi pohon ketapang bernilai miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sosial media banyak link berita yang tersebar tentang kasus yang diduga melibatkan mantan walikota Makassar (2013-2018). Proses di Aparat Penegak Hukum (APH) pun masih berjalan.
Bukan hanya Danny, balon walikota lainnya, Syamsu Rizal yang juga mantan wakil walikota Makassar dikaitkan dengan kasus penggelapan fasilitas umum atau fasilitas sosial di bilangan Jalan Faisal Makassar.
Fasum fasos tersebut disulap menjadi rumah tokoh atau Ruko, padahal jelas areal tersebut adalah fasum.
Tidak sampai di Syamsu Rizal, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpk alias None pun tak luput dari upaya kriminalisasi dengan diperiksanya sebagai saksi pada kasus dugaan korupsi pada pengadaan kapal latih SMK di Sulsel.
Pengamat politik Arief Wicaksono mengatakan, upaya kriminalisasi tersebut bukan hal yang langka di Indonesia. Mengangkat sejumlah kasus yang melibatkan kandidat ibarat siklus politik lima tahunan.
Tinggal bagaimana masyarakat melihat dan menilai. Danny Pomanto sebagai incumbent saat pilwali lalu, nyaris dijadikan tersangka, namun hingga pemilihan walikota ternyata tidak jadi.
“Aparat hukum dalam bekerja harus melihat juga. Apakah ini politis atau tidak. Dan kasus kasus ini banyak bermunculan jelang kontestasi,” ujarnya, Minggu (22/6/2019). (**)