GOWA, UJUNGJARI — Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Gowa dalam pertahunnya mencapai 13 ribu jiwa. Hingga 2019 ini jumlah penduduk Kabupaten Gowa telah mencapai 753 ribu jiwa dan tersebar pada 18 kecamatan dataran rendah dan dataran tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari waktu ke waktu tingkat pertumbuhan penduduk makin bertambah. Karenanya Pemerintah Kabupaten Gowa pun terus berupaya menekan agar laju pertumbuhan penduduk tidak terus bertambah.

Upaya yang dilakukan Pemkab Gowa yakni mencanangkan gerakan bulan bakto Bhayangkara KB-Kes dengan menggandeng Kepolisian Resort (Polres) Gowa.

Selasa (18/6/2019) siang, bukan bakti KB-Kes inipun dicanangkan resmi di Desa Kampili, Kecamatan Pallangga. Dalam pencanangan itu hadir Bupati Gowa, Kapolres Gowa dan para instansi terkait lainnya, para camat serta lurah dan kepala desa dan jajaran Kapolsek serta anggota Bhayangkara yang ada di kecamatan-kecamatan.

Pencanangan yang dimotori Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Gowa ini, ditandai penabuhan gendang serta peninjauan pemasangan alat-alat KB kepada para peserta KB baik dari kalangan masyarakat biasa hingga jajaran anggota Bhayangkari Gowa dan jajaran sipil Polres Gowa yang berlangsung di Puskesmas Kampili, Kecamatan Pallangga.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat mencanangkan bulan bakti Bhayangkara KB-Kes tersebut mengatakan dalam menahan laju pertumbuhan penduduk tidak boleh pemerintah jalan sendiri tapi butuh keterlibatan semua sektor.

“Salah satu sektor yang kita butuhkan adalah jajaran Kepolisian khususnya anggota Bhayangkari yang berbaur ke lapisan masyarakat bawah selain ke lingkup Bhayangkari sendiri,” kata Adnan.

Dikatakan Adnan, Gowa saat ini berpenduduk sebanyak 753 ribu jiwa. Sayangnya, pendapatan perkapita Gowa lajunya sangat lambat karena posisi Gowa berbatasan langsung dengan Makassar.

“40 persen masyarakat Gowa tinggalnya di Gowa namun kerjanya di Makassar. Makanya pendapatan perkapita kita rendah. Karena itu salah satu cara menaikkan pendapatan perkapita ini maka kita harus menahan laju penduduk. Jika kita sudah bisa laksanakan maka pendapatan Gowa akan bergerak naik. Inilah upaya pelibatan stakeholder yang kita maksud,” jelas bupati.

Adnan pun mengingatkan masyarakat bahwa pembentukan karakter anggota keluarga dimulai sejak anak berusia 0-8 tahun. Di usia keemasan inipun masih ada hal penting yang patut diketahui para orangtua yakni kemampuan orangtua memberikan waktu yang cukup untuk mendampingi dan mendidik anak-anaknya.

“Makanya kita butuhkan kualitas hidup keluarga. Salah satu indikator terbentuknya kualitas hidup keluarga adalah melalui program keluarga berencana ini. Makanya kita mau tekan laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk bila tidak terkendali akan berdampak luas pada SDA dan lapangan kerja dan akhirnya berujung pada kriminialitas. Gowa kabupaten terbesar ketiga jumlah penduduknya setelah Makassar dan Bone,” ucap bupati.

Sebelumnya Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengatakan aspek kuantitas dan aspek kualitas kehidupan menjadi sangat penting.

“Dulu orang berpikir banyak anak banyak rejeki sehingga selalu termotivasi untuk perbanyak anaknya. Namun saat ini tidak lagi demikian karena kemampuan SDA bagi kehidupan sangat signifikan sehingga tidak lagi menciptakan kualitas SDM yang baik. Makanya perlu dilakukan perencanaan dalam berkeluarga agar SDM-SDM yang dilahirkan pun berkualitas bukan sekadar kuantitasnya saja. Jika kita berbicara kuantitas maka mampukah kita menghidupi dan menyekolahkan anak-anak kita dengan baik. Dengan hanya sedikit anak maka kita yakin kualitas anak-anak kita juga akan terjaga. Makanya pemerintah menciptakan program keluarga berencana. Sebab bisa jadi banyak anak banyak masalah. Keterlibatan Polri dalam program KB Kes ini adalah salah satu bentuk pengabdian terbaik bagi masyarakat bangsa dan negara,” ucap Kapolres Shinto sembari mengatakan keterlibatan Polri dalam program ini adalah salah satu momen memperingati HUT Polri ke 73.

Sementara itu Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Gowa Sofyan Daud mengatakan momen bulan bakti Bhayangkara ini adalah salah satu kegiatan nasional yang dilakukan setiap tahun dan sangat terprogram untuk meningkatkan derajat kesehatan ber-KB untuk pasangan usia subur khususnya jenis IUD dan Implant.

Dikatakannya, pertumbuhan penduduk Gowa setiap tahun sebanyak 13 ribu jiwa. Saat ini jumlah penduduk Gowa mencapai 753 ribu jiwa (total).

Pencanangan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan peserta KB baru sebesar 25 persen. Sasaran bulan bakti Bhayangkara ini adalah sebanyak 6.446 PPM akseptor baru di 18 kecamatan. 6.446 PPM akseptor baru itu terdiri dari IUD 167 akseptor, MOP 5 akseptor, MOW 99 akseptor, Implant 650 akseptor, suntik 3.907 akseptor, Pil 1.493 akseptor dan Kondom 125 akseptor. (saribulan)