MALANG, UJUNGJARI.COM–
Guru besar farmakologi yang juga Ketua Konsil Kedokteran Indonesia, Prof dr Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D tampil menyampaikan orasi ilmiah di kampus Universitas Merdeka Malang, Senin (20/3).
Sesi kuliah umum dimoderatori dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes Kabag Humas dan kerjasama Universitas Islam Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Taruna mengatakan, ada berbagai tantangan di era disrupsi ini. Perubahan di sektor pendidikan juga terlihat jelas saat pandemi sehingga inovasi sangat diperlukan untuk menjawab tantangan yang ada.
“Universitas Merdeka Malang memiliki riwayat perjalanan yang panjang dan punya cara tersendiri dalam mengatasi permasalahan di setiap masalah yang timbul melalui inovasinya,” ucapnya.
Dia melanjutkan, untuk menjadikan suatu perguruan tinggi bertaraf internasional harus memiliki karakteristik yang mengacu pada kinerja, faktor, dan luaran.
Tak lupa pula strategi dan target harus disiapkan untuk penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi bertaraf internasional.
“Di manapun kampusnya, dalam menyusun strategi itu perlu prinsip yang spesifik pasti berasal dari mahasiswanya, sivitas akademiknya, dan fasilitas penunjangnya,” bebernya.
Kegiatan ini dihadiri langsung Rektor Universitas Merdeka, Prof Anwar Sanusi, jajaran wakil rektor, senat, para dekan, direktur vokasi, kepala lembaga dan segenap civitas akademik UNMER ”
Berdasarkan laman resmi Sinta Kemendikbud, Prof. Taruna Ikrar, menduduki peringkat pertama pada afiliasi dan merupakan peringkat kesepuluh pada ranking 3 tahun afiliasi.
Peringkat ini ditentukan oleh publikasi yang terindeks Scopus beserta sitasi Scopus dan Google Scholar.
Tercatat bahwa Prof. Taruna Ikrar, telah secara rutin melakukan penelitian yang dipublikasi dan terindeks Scopus sejak tahun 2006.
Sedangkan sitasi Google Scholar tercatat sejak tahun 2007 yang mana sitasi paling tinggi berada pada tahun 2021 dengan total 187 sitasi.
Namun, secara keseluruham, penelitian dan jurnal yang telah dilakukan Taruna dan yang telah terindeks telah disitasi sebanyak 763 kali melalui Scopus dan 1.262 kali melalui Google Scholar.
Sedangkan H-Index Taruna yang tertera pada laman Sinta Kemendikbud menunjukkan angka 13 dari Scopus dan 17 dari Google Scholar. (yus)