GOWA, UJUNGJARI.COM — Antara Bone dengan Gowa tidak bisa dipisahkan. Dua kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan ini menjadi dua daerah berbeda namun satu nafas.
Persaudaraan dua kabupaten ini terlihat saat dua pemimpin Kabupaten Bone yakni Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi bersama Wakil Bupati Bone Ambo Dalle datang berziarah ke makam La Tenri Tetta Arung Palakka Raja Bone ke XV yang terletak di Bone-bone, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Rabu (15/3) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua pemimpin Bone ini disambut hangat Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni Kr Kio dan sejumlah pejabat lingkup Pemkab Gowa.
Dalam penyambutan yang diwarnai suasana adat tersebut, Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni Kr Kio mengatakan persaudaraan antara Kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan oleh siapapun.
“Karena Bone dan Gowa bersaudara maka saya menyambut pak Bupati dan Wakil Bupati Bone bukan sebagai tamu tapi sebagai keluarga. Bone dan Gowa merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam membangun sinergitas dan kolaboratif menuju Sulawesi Selatan yang lebih baik di masa yang akan datang. Dan hari ini kita buktikan bahwa sejarah dan tradisi masih kita jaga sampai sekarang,” kata Rauf.
Wabup Gowa pun berharap, melalui ziarah makam ini mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam mengakselerasi pembangunan daerah yang berbudaya. Dimana dalam bingkai Abbulo Sibatang, Assipakainga, Assipammaling-malingi, Assipakatau yang mengandung nilai penting dan strategis, terutama dalam menjawab tantangan pembangunan daerah saat ini.
“Saya berkeyakinan bahwa roda pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan lancar, jika semua elemen daerah dapat menempatkan dirinya pada posisinya masing-masing, dan rasa kebersamaan inilah yang akan menjadi modal dalam pembangunan daerah kita,” kata Wakil Bupati Gowa.
Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi pun menilai sama. Diakuinya, ziarah makam ini sebagai sebuah tradisi dan juga sebagai rangkaian Hari Jadi Bone ke-693 tahun yang sarat dengan makna.
“Untuk itulah atas nama Pemerintah Kabupaten Bone bersama jajaran dan tokoh agama dan tokoh adat berterimakasih kepada bapak Bupati dan Wakil Bupati Gowa dan seluruh jajaran atas perhatian yang selama ini diberikan kepada kami semuanya di Kabupaten Bone,” kata Fashar.
Fashar juga menjelaskan, dalam perjalanan pemerintahan Kerajaan Bone, Raja Bone ke-XV lebih banyak berkedudukan di Makassar ataupun di Bontoala. Sehingga tampak jelas bahwa pemerintahan di Sulawesi Selatan banyak dikendalikan oleh Raja Bone yang berkedudukan di Gowa dan sampai akhir hayatnya beliau selalu berpesan untuk dikebumikan di Gowa. Sehingga Kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
“Kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Dengan begitu, mari kita menjaga budaya menjaga kerjasama dalam rangka membangun negara republik Indonesia yang lebih baik kedepannya,” kata Fashar.
Fashar menuturkan, meskipun masa kepemimpinannya akan berakhir pada September mendatang, dirinya memastikan momentum ziarah Makam Raja Bone di Kabupaten Gowa ini akan terus dilakukan setiap tahun sebagai rangkaian Hari Jadi Bone.
“Melalui momentum dan kesempatan yang berbahagia ini izinkan saya menyampaikan kepada bapak Wakil Bupati Gowa bahwa ziarah makam Raja Bone ke XV ini adalah ziarah makam di periode kami yang terakhir. Kami pastikan, ziarah makam ini akan terus berjalan kedepannya. Dan akan terus dilanjutkan oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih selanjutnya,” papar Fashar.
Usai mengunjungi Makam Raja Bone Ke-XV, Rombongan Pemerintah Kabupaten Bone juga mengunjungi Makam Raja Sultan Hasanuddin di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu.
Dalam ziarah makam ini Bupati Bone dan Wakil Bupati Bone didampingi Danrem 141 Toddopuli Brigjen TNI Budi Suharto serta Danyon C Pelopor Sat Brimob Polda Sulsel Kompol Nur Ichsan. –