Oleh Dr Bambang Budiono
Baru-baru ini heboh soal pasien yang didiagnosa STROKE TELINGA oleh seorang dokter di Indonesia, bahkan jadi bahan candaan serta cemoohan di jagat medsos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sampai-sampai Presiden pun pada suatu kesempatan ikut berkomentar karena ada cuitan dari seorang artis yang menertawakan diagnose tersebut, memberi persepsi seolah olah dokter tersebut bodoh dan asal diagnosis.
Sebelum membahas lebih jauh, saya ingin memberi “disclosure” terlebih dahulu, bahwa saya bukan seorang ahli THT, hanya sekadar tergelitik mencari tahu tentang penyakit itu setelah beritanya heboh di medsos.
Memang ketika kita bicara strok, di benak banyak orang hanya otak yang bisa terkena serangan. Strok telinga bisa disepadankan dengan kondisi tersebut.
Penyakit yang istilah keren nya adalah SUDDEN SENSORINEURAL HEARING LOSS ini adalah kondisi tergolong emergensi di bidang THT, tak jarang bisa menyebabkan gangguan pendengaran permanen (https://www.qhms.com/en/health-info/health-article/ear-stroke)
Tak semua penyakit bisa ditangani dengan mudah dan perjalanan menuju kesembuhan terkadang memerlukan waktu.
Nah, kalau pasien datang berobat ke dokter Indonesia saat mengalami serangan, dan belum pulih dengan pengobatan simptomatik kemudian tidak puas lalu ia pergi berobat ke Singapura yang dalam progress kesembuhan, yang dapat nama dokter Singapura.
Begini lah jadinya ketika berita tak jelas tanpa ada klarifikasi namun sudah dijadikan bahan gunjingan. Seorang Menteri atau bahkan presiden pun bisa terprovokasi ikut-ikutan mencemooh dokter Indonesia.
Bambang Budiono – Bukan Spesialis THT
CATATAN REDAKSI
Seperti diketahui, kegaduhan tentang stroke telinga ini berawal saat artis Kiky Saputri mengunggah cuitan di Twitter tentang mertuanya yang diagnosa stroke telinga karena pendengarannya tiba-tiba terganggu.
Akun Twitter @kikisaputrii mencuit hal tersebut pada Senin (6/3/2023). Isinya tentang stroke telinga dan dokter Singapura yang menertawai saat berobat ke Singapura.
Twit itu dibuat untuk membalas unggahan akun twitter @jokowi yang menyebutkan bahwa hampir 2 juta orang Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri setiap tahun. Kurang lebih 1 juta ke Malaysia, 750 ribu ke Singapura, sisanya ke Jepang, Amerika, Jerman, dll.
“Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba2 pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya. Akhirnya ke RS Spore & diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh. Kocak kan?” tulis Kiki Saputri.
Hingga Kamis (9/3/2023) pagi, twit tersebut sudah mendapatkan like lebih dari 36 ribu.
Komentar warganet
Beberapa warganet yang berkomentar dalam twit tersebut memperdebatkan permasalahan terkait dengan ada dan tidak adanya stroke telinga.
“Gak kocak juga, Ki. Emang ada kok stroke telinga. Cuma 2nd opinion kan hak pasien ya. Silakan aja kalo mau ke dokter lain. Yang berobat ke Singapore hasilnya kurang baik dan akhirnya berobat ke Indonesia juga ada kok,” ungkap akun ini.
“Baru kali ini denger stroke kuping,” tulis akun ini.
“Lhahhh, baru tau ada stroke kuping? Beneran ditulis gtu di riwayat medis nya?” tanya akun ini.
Lantas, benarkah stroke telinga itu ada?
Penjelasan Dokter
Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Prof Delfitri Munir menyampaikan, istilah stroke pada telinga memang ada.
Stroke telinga merupakan gangguan yang terjadi pada aliran darah yang mensuplai saraf-saraf pendengaran. (*)