GOWA, UJUNGJARI.COM — Pada 2024 mendatang, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menargetkan Kabupaten Gowa tidak ada lagi kemiskinan ekstrem maupun stunting. Karena itu, Adnan lalu menginstruksikan agar perencanaan pembangunan mendorong program-program yang difokuskan pada upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem hingga penurunan angka prevalensi stunting.

Instruksi itu disampaikan Bupati Gowa saat membuka Musrenbang Tematik bertema ‘Bebaskan Keluarga dari Stunting dan Kemiskinan Ekstrem untuk Gowa Lebih Sejahtera’ berlangsung di Baruga Karaeng Pattingalloang, kantor Bupati Gowa, Selasa (7/3) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adnan memberikan instruksi tersebut karena menurutnya, kemiskinan ekstrem dan stunting menjadi perhatian dan isu penting bagi pemerintah pusat hingga seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Gowa.

“Dalam upaya mendorong ini tentunya pemerintah daerah berkomitmen menuntaskan permasalahan tersebut. Salah satunya dengan melaksanakan musrenbang tematik terkait dua isu penting ini, ” kata Adnan.

Persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem tambah Adnan telah menjadi isu nasional dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Dan menurut Sekjen Apkasi ini, pandemi covid-19 adalah salah satu awal penyebab terjadinya kemiskinan ekstrem di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Gowa.

Pada pandemi covid-19 seluruh daerah merasakan ekonomi yang tidak berjalan, inflasi yang tinggi, pengangguran yang semakin tinggi dan PHK terjadi dimana-mana. Karena itu tambah Adnan, melalui musrenbang tematik ini, diperlukan adanya perencanaan pembangunan yang menargetkan kemiskinan ekstrem dan stunting agar bisa selesai dan tuntas sesuai dengan kebijakan dan target pemerintah pusat.

“Sekarang kita harus merumuskan sebuah perencanaan pembangunan dan menyusun strategi yang tepat untuk bisa membebaskan seluruh keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrem di Gowa. Salah satunya harus kerja bersama, karena kesuksesan itu bisa diraih dengan cara-cara kolaborasi. Stunting juga erat kaitannya dengan kemiskinan. Permasalahan stunting bisa hadir karena pola atau nutrisi asupan yang diberikan itu tidak tepat atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Karena itu kita butuh intervensi dari pemerintah untuk memberantas stunting, yang paling penting adalah data tentang stunting ini harus betul-betul valid,” jelas Adnan.

Diakuinya, meskipun seluruh pihak memiliki program dalam penanganan stunting, jika tidak terkonsolidasi dengan baik, maka akan sulit dalam memberantas persoalan tersebut. Karena itu dibutuhkan konsolidasi gerakan dari seluruh instansi terkait, baik instansi vertikal maupun horizontal.

“Program ada, tapi gerakan dalam memberantas stunting oleh seluruh instansi yang ada belum terkonsolidasi dengan baik, karena seandainya ini sudah terkonsolidasi maka tidak ada lagi yang namanya stunting. Jadi saya berharap musrenbang ini betul-betul melakukan konsolidasi gerakan,” tandas Adnan.

Kepala Bappeda Gowa Sujjadan menjelaskan musrenbang tematik ini dilakukan sebagai bentuk dukungan pemerintah kabupaten terhadap penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Apalagi pemerintah pusat menargetkan pada 2024 mendatang angka kemiskinan ekstrim di seluruh daerah nol persen, termasuk angka prevalensi stunting sebesar 14 persen.

“Ini sebagai upaya terpadu dan sinergi antara pemerintah daerah dan nasional untuk membebaskan keluarga dari stunting dan kemiskinan ekstrim untuk Gowa lebih sejahtera yang diharapkan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan rancangan rencana kerja pemerintah Kabupaten Gowa 2024 mendatang,” kata Sujjadan.

Diuraikan Sujjadan, berdasarkan data penasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) terdapat 13.078 keluarga di Kabupaten Gowa yang masih berada dalam kondisi miskin ekstrem dimana data ini diperoleh dari hasil pendataan keluarga 2021 (PK21) yang dilaksanakan oleh BKKBN. Sedangkan angka prevalensi stunting berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 stunting Kabupaten Gowa berada pada angka 33 persen.-