GOWA, UJUNGJARI.COM — Hujan deras yang terus mengguyur beberapa hari ini membuat volume air sungai Daraha meluap. Sungai Daraha ini melintas di Lingkungan Bontotene, Kelurahan Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong. Karena arusnya deras, maka sungai yang berhulu di dekat gunung Bawakaraeng ini pun menghantam tanggul daerah aliran sungai (DAS).

Kondisi ini jelas sangat berbahaya apalagi di tanggul DAS itu terdapat satu rumah warga berdiri tepat di bibir sungai. Pada Rabu (15/2) dinding tanggul tersebut masih ada, tapi Kamis (16/2) pagi dinding tanggul sudah hilang dibawa arus sungai. Sementara tanah bagian dalam tanggul juga ikut tergerus. Penampakannya sudah bolong ke dalam hingga beberapa meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Abrasi terjadi sehingga arus sungai menggerus lapisan tanah di bawah rumah warga setempat. Hasilnya tanah pijakan bangunan rumah itupun amblas ke bawah.

“Iye, kondisi rumah permanen milik ibu Mardiana itu sudah miring. Lantai rumah bagian samping belakang sudah amblas separuh. Tanah di dinding tanggul sudah tergerus dan dinding tanggul malah sudah hilang dibawa arus sungai, Kita khawatirkan penghuni rumah tersebut, ” kata Lurah Bontolerung Ramli Kiyo saat dikonfirmasi BKM, Kamis (16/2) petang.

Dikatakan Ramli, Rabu (15/2) kemarin, sehari sebelumnya dirinya masih datang mantau kondisi arus sungai Daraha tepat di sebelah rumah Mardiana tersebut.

“Kemarin siang saya maaih melihat dinding tanggul itu masih ada. Tapi tadi pagi saya kembali memantau ternyata dinding tanggul di bawah rumah itu sudah hilang. Rumah warga saya pun sudah miring. Kondisi ini sangat membahayakan, ” tambahnya.

Karena kondisi membahayakan itu, akhirnya seluruh penghuni rumah tersebut langsung dievakuasi ke rumah keluarganya yang lebih aman. Mardiana dievakuasi bersama empat orang anggota keluarganya.

“Kita tidak mau ada risiko sehingga kami langsung arahkan penghuni rumah untuk mengungsi sementara. Sebab kemungkinan kondisi rumahnya akan ambruk ke sungai karena abrasi dibawahnya sudah dalam sekali, ” kata Lurah Bontolerung ini.

Ramli mengatakan dua pekan ini memang kondisi cuaca sangat ekstrem. Selasa sebelumnya longsor kembali terjadi, meski longsornya terlihat kecil namun sempat menutupi badan jalan desa sepanjang 30 meter dan menimpa satu unit rumah warga milik Uddin Goppo, yang kini juga sementara diungsikan ke rumah keluarganya yang lebih aman.

“Menindaklanjuti imbauan bapak Bupati Gowa, sebagai pemerintah kelurahan saya juga mengimbau masyarakat Bontolerung bukan hanya di Lingkungan Bontotene ini tapi juga di lingkungan lainnya agar selalu waspada. Jika kondisi rumah tidak aman apalagi berada di titik rawan longsor maka sebaiknya mengungsi lebih dulu sebelum terjadi yang tidak diinginkan. Mari kita berdoa agar cuaca ekstrem segera berlalu dan semoga tidak ada lagi bencana-bencana berikutnya, ” imbau mantan staf Humas Pemkab Gowa ini.

Saat ini kata Ramli, selain rutin memantau wilayah-wilayah rawan longsor dan angin kencang, dia bersama aparat desa lainnya serta masyarakat melakukan gotong royong membersihkan jalur jalan yang tertimpa material longsoran.

Dengan bantuan alat berat loader, warga bersama aparat Pemerintah Kelurahan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas ikut membantu menyingkirkan material longsor dari badan jalan di kawasan permandian air terjun Takapala tersebut.-